CHINA - Korban tewas akibat tanah longsor di barat daya China atau Tiongkok telah meningkat menjadi 31 orang.
Media pemerintah melaporkan pada Selasa (23/1/2024), ketika petugas penyelamat menyisir lumpur, salju dan puing-puing untuk mencari korban yang selamat.
Tanah longsor melanda desa pegunungan Liangshui di provinsi Yunnan sesaat sebelum fajar pada Senin (22/1/2024), mengubur 18 rumah dan puluhan orang.
Pemerintah Xinhua melaporkan lebih dari 1.000 petugas penyelamat, dengan bantuan anjing, drone, dan perangkat lainnya, melakukan pencarian melalui tumpukan puing-puing dalam suhu beku untuk mencari 13 orang yang masih belum ditemukan hingga Selasa (23/1/2024) malam. Lebih dari 900 orang telah dievakuasi.
Pejabat Yunnan pada konferensi pers pada Selasa (23/1/2024), mengutip penyelidikan awal. Longsor tersebut dipicu oleh runtuhnya tebing curam di puncak lereng gunung, dengan massa yang runtuh berukuran lebar sekitar 100 meter (330 kaki), tinggi 60 meter, dan tebal 6 meter.
Pejabat tersebut mengatakan daerah yang runtuh berada sekitar 150 meter di atas desa, tanpa menjelaskan apa yang menyebabkan tebing tersebut runtuh.
Rekaman drone dari lokasi bencana yang disiarkan oleh media pemerintah setempat menunjukkan lumpur gelap yang luas mengalir ke teras gunung dan atap desa yang tertutup salju.
Seorang penduduk desa mengatakan kepada majalah pemerintah China News Weekly bahwa dia terbangun oleh suara gemuruh yang keras pada Senin (22/1/2024) pagi dan bergegas keluar rumahnya untuk mencari tahu apa yang terjadi. Suaranya berdesir dalam kegelapan seperti petasan yang dinyalakan.
Dia segera menyadari gunung itu telah runtuh dan segera membangunkan keluarganya untuk melarikan diri ke tempat yang aman.