Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ingin Bikin Secangkir Teh yang Sempurna? Ilmuwan AS Rekomendasikan Tambah Garam

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 25 Januari 2024 |14:32 WIB
Ingin <i>Bikin</i> Secangkir Teh yang Sempurna? Ilmuwan AS Rekomendasikan Tambah Garam
Ilmuwan AS rekomendasikan sejumput garam untuk membuat minuman teh yang sempurna (Foto: Pixabay)
A
A
A

LONDON - Orang Inggris mengetahui satu atau dua hal dalam hal membuat secangkir teh yang enak.

Minuman tersebut merupakan sebuah institusi budaya di Inggris, dimana diperkirakan 100 juta cangkir teh diminum setiap hari.

Namun kini seorang ilmuwan yang tinggal lebih dari 3.000 mil jauhnya di Amerika Serikat (AS) mengklaim telah menemukan rahasia secangkir teh sempurna yang awalnya dianggap tidak masuk akal oleh banyak orang Inggris. Yakni menambahkan sejumput garam.

Penelitian Prof Michelle Francl telah menimbulkan kegemparan di Inggris, dan bahkan menarik intervensi diplomatik dari Kedutaan Besar AS.

“Kami ingin meyakinkan masyarakat Inggris bahwa gagasan menambahkan garam ke minuman nasional Inggris bukanlah kebijakan resmi Amerika Serikat. Dan tidak akan pernah terjadi,” kata kedutaan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Ini bukan pertama kalinya minuman tersebut menimbulkan kontroversi di kedua negara Atlantik.

Pada 1773, para demonstran di Boston, wilayah kolonial Massachusetts, melemparkan 300 peti teh ke pelabuhan sebagai protes terhadap pajak Inggris. Ini menjadi sebuah momen penting yang memicu Revolusi Amerika.

"Saya tentu saja tidak bermaksud menimbulkan insiden diplomatik," kata Prof Francl, profesor kimia di Bryn Mawr College di Pennsylvania, kepada BBC.

"Email saya jadi penuh hari ini. Saya tidak menyangka saat bangun pagi ini saya melihat banyak orang membicarakan garam dalam teh mereka,” lanjutnya.

Jadi, mengapa menambahkan garam?

Ternyata ini bukanlah ide baru. Bahan tersebut bahkan disebutkan dalam manuskrip Tiongkok abad kedelapan, yang dianalisis oleh Prof Francl untuk menyempurnakan resepnya.

“Yang baru adalah pemahaman kita sebagai ahli kimia,” kata Prof Francl.

Ia menjelaskan, garam berperan sebagai penghambat reseptor yang membuat teh terasa pahit, terutama jika sudah direbus.

Dengan menambahkan sejumput garam meja, Anda akan melawan rasa pahit minuman tersebut.

"Ini tidak seperti menambahkan gula. Saya rasa orang-orang takut mereka bisa merasakan garamnya,” lanjutnya.

Dia mendesak masyarakat Inggris pecinta teh untuk berpikiran terbuka sebelum menilai penelitiannya terlebih dahulu, yang telah dia dokumentasikan dalam buku barunya ‘Steeped: The Chemistry of Tea’, yang diterbitkan oleh Royal Society of Chemistry.

“Tidak apa-apa untuk bereksperimen,” katanya.

"Saya melakukan eksperimen di dapur saya untuk ini, menyalurkan rasa keilmuwanan Anda,” lanjutnya.

Prof Francl menyukai teh sejak ibunya membuat minuman pertama kali ketika dia berusia 10 tahun.

Setiap orang mempunyai pendapatnya masing-masing tentang apa yang membuat secangkir teh sempurna, namun Prof Francl merekomendasikan penggunaan daun lepas sebagai pengganti teh celup dan mengaduk minuman secara konstan sehingga teh mendapat paparan air dan susu yang baik.

“Menambahkan sedikit perasan lemon juga bisa menghilangkan “sampah” yang terkadang muncul di permukaan minuman,” tambahnya.

Saran lain yang dia berikan adalah menggunakan mug pendek dan kokoh untuk menjaga teh tetap panas, dan menghangatkan cangkir dan susu, yang terakhir ditambahkan hanya setelah teh dituangkan.

Namun nasihat utamanya adalah jangan pernah memanaskan air dalam microwave.

"Ini kurang sehat dan rasanya tidak enak," terangnya.

"Akhirnya akan terbentuk ampas teh di permukaannya, dan sampah itu mengandung beberapa antioksidan dan senyawa perasa,” lanjutnya.

Meskipun konsep teh dengan microwave mungkin terdengar agak asing di Inggris, namun konsep ini "sangat umum" di AS.

“Orang Amerika mempunyai kebiasaan buruk dalam membuat teh,” ujarnya.

“Saya menikmati secangkir teh yang lebih enak di pompa bensin di Irlandia dibandingkan di restoran mewah di AS,” lanjutnya.

"Saya pikir ini hanya karena orang-orang tidak tahu cara membuat secangkir teh yang enak. Jika Anda tidak minum teh, Anda tidak akan tahu bahwa Anda sedang membuatkan secangkir teh yang buruk untuk seseorang dan memberi mereka pengalaman yang menyedihkan,” ungkapnya.

Dia mengaku senang datang ke Inggris karena dia akan menemukan minuman yang enak.

“Saya tahu ketika saya mendarat di Inggris, saya bisa mendapatkan secangkir teh yang enak. Senang rasanya memiliki kesamaan,” katanya.

Jadi, bagaimana hubungan teh Inggris-Amerika selanjutnya?

Kedutaan Besar AS tidak mengindahkan saran Prof Francl dan mengatakan mereka akan tetap berpegang pada apa yang mereka sebut sebagai "cara yang tepat" dalam membuat the. Yakni dengan memanaskannya di microwave. Sedangkan Kantor Kabinet Inggris bersikukuh bahwa teh hanya dapat dibuat menggunakan ketel.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement