WAKIL Presiden Indonesia ke-10 dan 12, Muhammad Jusuf Kalla mengomentari debat keempat Pilpres 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Ahad 21 Januari 2024 malam.
Debat bertema 'Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa' itu diikuti tiga calon wakil presiden; Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
Berbicaya dalam program The Prime Show yang tayang di iNewsTV, Rabu 24 Januari 2024, JK --sapaan populer Jusuf Kalla-- menyorot beberapa hal dalam debat cawapres tersebut.
Berikut fakta-faktanya :
BACA JUGA:
Gimik Gibran
Jusuf Kalla mengkritisi gimik yang ditampilkan Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres. Politikus senior Partai Golkar menilai atau gesture tubuh cawapres nomor urut 2 itu bagian dari untuk menjatuhkan lawan debat dan tak ada kaitannya dengan konteks kebijakan yang harusnya diadu dalam debat.
"Di samping substansinya ada, tapi penuh juga dengan gimik atau semacam, cara untuk menjatuhkan orang lain, di luar konteks kebijakan," kata JK.
"Semua kan sudah lihat, ya dimulai paslon nomor 2. Tentu juga dibalas yang lainnya, tapi dimulai dari paslon 2 yang memulai keluar dari pada konteks sebenarnya," ucap JK.
Pertanyaan melecehkan
JK mengungkapkan contoh yang dimaksudnya menjatuhkan orang lain dalam debat lanjutan tersebut, yakni dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan atau pertanyaan yang melecehkan seperti perkataan Gibran 'anda kan profesor' yang ditujukan untuk cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
BACA JUGA:
"Profesor kan tidak mengetahui semua hal didunia ini (termasuk) istilah-istilah. Kelakuan-kelakuan yang ingin memberikan kesan menjatuhkan orang lain," kata JK.
"Akhirnya debat itu, diakhiri dengan itu (menjatuhkan orang) awalnya bagus, semua berbicara tentang lingkungan, pertumbuhan berkelanjutan. Tapi kelihatan juga siapa yang menguasai masalah siapa yang tidak," ujar JK.
Istilah rumit
JK juga mengkritis pertanyaan yang dilontarkan dalam bentuk singkatan atau akronim serta istilah-istilah rumit sehingga menyulitkan lawan menjawab.
JK menilai keputusan Mahfud MD yang tidak menjawab pertanyaan dari Gibran Rakabuming Raka soal 'greeninflation' adalah hal yang tepat.
JK menganggap pertanyaan menyudutkan itu tidak jelas. Karena dari peraturan KPU RI sendiri soal debat yang menyatakan bahwa segala bentuk singkatan atau istilah haruslah dijelaskan sebelum bertanya kepada paslon lain.
BACA JUGA:
"Sudah ada aturan dari pada moderator, tidak boleh bertanya tentang singkatan, kalau ada istilah-istilah yang aneh itu harus agar dijelaskan dulu," kata JK.
JK juga mengatakan, setelah Gibran menjelaskan apa itu greeninflation saat bertanya pada Mahfud. Apa yang dia gamblangkan dalam debat itu juga salah.
"Penjelasan Gibran (soal greeninflation) juga salah juga. Tidak jelas juga malah," ucap JK.
"Mas Gibran hanya menjelaskan terjemahannya, kemudian memberi contoh di Paris orang berbaju coklat. Gak ada hubungannya," tambah dia.
Debat ala cerdas cermat
JK menilai pertanyaan dengan istilah-istilah rumit dan singkatan yang sulit dipahami yang dilontarkan dalam debat membuat panggung debat mirip cerdas cermat.
BACA JUGA:
Menurutnya istilah rumit itu disampaikan bukan untuk adu gagasan, tapi bagian dari taktik membuat lawan terlihat bodoh. Ini, kata JK, sudah di luar substansi debat.
"Itu strategi untuk kelihatan orang bodoh. Ini kan pertunjukan, maka ditanyalah pertanyaan sesuai yang dapat dipastikan dia tahu, maka bukan menjadi substansi, mirip cerdas cermat," ucap JK.