ALABAMA – Departemen Pemasyarakatan Alabama, Amerika Serikat (AS) membagikan rincian kehidupan dari 48 jam terakhir terpidana mati Kenneth Eugene Smith sebelum dieksekusi mati dengan gas nitrogen.
Smith dikunjungi oleh anggota keluarganya, dua orang temannya, penasihat spiritualnya, dan pengacaranya pada Kamis (25/1/2024).
Dia sarapan dengan dua biskuit, telur, jeli anggur, saus apel, dan jus jeruk.
Makanan terakhirnya adalah steak dan telur dengan kentang goreng.
Seperti diketahui, Alabama mencoba mengeksekusi Smith dengan suntikan mematikan dua tahun lalu, namun mereka tidak mampu mengambil tindakan sebelum surat perintah kematian negara bagian tersebut habis masa berlakunya.
Pada Kamis (25/1/2024) malam, Mahkamah Agung menolak penangguhan hukuman pada menit-menit terakhir.
Tiga hakim liberal berbeda pendapat terhadap keputusan mayoritas yang dipimpin konservatif.
"Setelah gagal membunuh Smith pada upaya pertamanya, Alabama telah memilih dia sebagai 'kelinci percobaan' untuk menguji metode eksekusi yang belum pernah diuji sebelumnya," tulis Hakim Sonia Sotomayor. “Dunia sedang menyaksikan,” ujarnya.
Keputusan itu diambil sehari setelah Mahkamah Agung menolak menerima permohonan banding Smith.
Eksekusi nitrogen telah dikecam oleh beberapa profesional medis, yang memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan berbagai bencana, mulai dari kejang yang hebat hingga kelangsungan hidup dalam kondisi vegetatif.
Pekan lalu, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mendesak penghentian eksekusi tersebut, dengan mengatakan bahwa pemberian gas kepada Smith dapat dianggap sebagai penyiksaan atau perlakuan kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional.
Dalam persidangannya Smith mengaku hadir saat korban dibunuh, namun mengatakan dia tidak ambil bagian dalam penyerangan tersebut.
Putra korban, Charles Sennett Jr, mengatakan dalam sebuah wawancara media bahwa dia memiliki sedikit simpati terhadap Smith.
"Dan beberapa dari orang-orang di luar sana berkata, dia tidak perlu menderita seperti itu,” terangnya kepada WAAY-TV.
"Yah, dia tidak bertanya pada Mama bagaimana penderitaannya? Mereka hanya melakukannya. Mereka menikamnya berkali-kali,” lanjutnya.
Dalam sebuah pernyataan, tim hukum Smith mengatakan pihaknya sangat sedih dengan eksekusinya, dan mencatat bahwa juri dalam kasusnya telah memutuskan untuk menyelamatkan nyawanya tetapi hakim mengesampingkan keputusan tersebut.
“Tidak ada yang bisa membatalkan konsekuensi tragis dari tindakan yang dia lakukan, termasuk penderitaan keluarga dan teman Sennett,” kata pengacara.
"Bagaimanapun, kehidupan Kenny harus dipertimbangkan dalam konteks penuh,” lanjutnya.
(Susi Susanti)