Sementara di pihak Belanda, pasukan dengan persenjataan lengkap diketahui pengintai dari laskar rakyat, bergerak ke sebelah utara dan selatan Desa Marga pada 20 November 1946.
Letusan pistol dari Ngurah Rai sekira pukul 09.00 pagi pun menandai pertempuran dahsyat “Puputan Margarana”. Kendati sekitar 400 tentara NICA tewas, namun Ngurah Rai ikut gugur bersama 96 prajuritnya.
Namun hal itu memicu kemarahan Belanda hingga menyerbu posisi pasukan Ngurah Rai di Desa Marga pada 20 November. Dalam pertempuran dahsyat itu, Ngurah Rai gugur bersama 96 prajuritnya.
(Khafid Mardiyansyah)