CHINA - Pembajakan merupakan tindak kekerasan dan penyerangan yang dilakukan di beberapa area, termasuk perairan laut. Tindakan ini biasanya dilakukan atas perintah suatu kelompok atau negara.
Melansir Channel 16, pembajakan di beberapa area ini mengakibatkan terhambatnya proses perdagangan internasional. Motif pembajakan bisa bermacam-macam.
Motif bajak laut yang paling umum yakni adanya kepentingan perompak. Tidak hanya itu, tentu tindakan tersebut dilengkapi dengan motif politik dan pasar gelap.
Serangan yang dilontarkan bajak laut berbeda-beda, tergantung lokasinya. Dimana sajakah lokasi pembajakan yang terkenal dan banyak dilakukan?
Berikut 4 laut yang memiliki perompak laut terbanyak, menurut World Atlas.
1. Selat Malaka
Selat Malaka terletak di Laut Cina Selatan, yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik. Selat ini menjadi penting, karena sebagai jalur perdagangan dan impor asing bagi Asia.
Setiap tahunnya, lebih dari 120 ribu kapal melewati selat ini. Akibat tingginya lalu lintas perairan, mengundang perhatian bajak laut. Sejak tahun 1995-2013, hampir 41 persen serangan bajak laut terjadi di Malaka.
2. Somalia
Somalia menjadi perairan dengan maraknya pembajakan. Pembajakan di Somalia mulai meningkat pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an.
Sebagian besar perompak menyerang kapal internasional, dengan strategi menangkap awak kapal, dan meminta tebusan untuk negara mereka.
Bukan hal baru jika uang tebusan sangat tinggi, bahkan tawanan harus disekap selama jangka waktu lama, hingga bisa membayar tebusan.
Tragedi pembajakan yang terkenal yakni penangkapan kapal kargo Amerika, Maerks Alabama pada 2009.
3. Laut China Selatan
Walaupun Selat Malaka menjadi bagian dari Laut China Selatan yang berbahaya, wilayah lain yang berada di sekitar kawasan ini juga tidak kalah berbahaya dengan keberadaan pembajakan.
Kelompok pembajak ini biasanya terdiri dari warga Malaysia dan Indonesia, yang telah dikenal sebagai paling kejam dan berbahaya di dunia.
Pada 2020, aktivitas bajak laut meningkat sebesar 19 persen di Laut China Selatan. Hal ini mengkhawatirkan negara-negara di sekitarnya. Setiap negara yang melewati dan memiliki andil di kawasan ini terus berusaha, untuk melawan ancaman bajak laut.
4. Nigeria
Sejak berabad-abad lamanya, pembajakan di perairan Afrika Barat selalu ada. Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok bajak laut tidak lagi menargetkan kapal, namun melainkan menyerang desa-desa kecil di pesisir pantai.
Pada 2021, jumlah serangan bajak laut hanya terjadi enam kali, berkat upaya keamanan yang telah ditingkatkan oleh pemerintah Nigeria.
Justru karena pembajakan tidak lagi dilakukan di perairan, para pembajak malah melakukan serangan terhadap warga desa di pesisir pantai.
(Susi Susanti)