Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Imbas Serangan Houthi di Laut Merah, Kapal Pengangkut 16.000 Domba dan Sapi Terdampar

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 01 Februari 2024 |19:47 WIB
Imbas Serangan Houthi di Laut Merah, Kapal Pengangkut 16.000 Domba dan Sapi Terdampar
Imbas serangan Houthi di Laut Merah, kapal pengangkut 16.000 sapi dan domba terdampar (Foto: WAFarmers)
A
A
A

PERTH – Sebuah kapal yang membawa 16.000 domba dan sapi yang terdampar di lepas pantai Australia dalam cuaca yang sangat panas telah kembali ke pelabuhan Perth.

Kantor berita Reuters mengutip pernyataan kelompok peternakan dan eksportir, melaporkan sekitar 14.000 domba dan 2.000 sapi terjebak di kapal Bahijah pada suhu mendekati 40C (104F).

Manajer kapal belum mengomentari nasib hewan ternak tersebut.

Bulan lalu, MV Bahijah meninggalkan perjalanannya melalui Laut Merah, tempat para pejuang Houthi di Yaman menyerang kapal-kapal, meninggalkan hewan-hewan tersebut terjebak di kapal selama berminggu-minggu.

Kapal tersebut tetap berada di laut menunggu keputusan Australia mengenai apakah ternak tersebut dapat diturunkan. Para pejabat menyebutkan adanya risiko biosekuriti.

Masih belum jelas apakah hewan-hewan tersebut akan diizinkan turun dari kapal.

Pada Kamis (1/2/2024), departemen pertanian Australia mengatakan bahwa dokter hewan yang telah memeriksa hewan-hewan tersebut tidak menemukan masalah kesehatan tau lingkungan yang signifikan dan pihaknya sedang menentukan langkah selanjutnya.

Dalam pembaruan sebelumnya, mereka menekankan bahwa setiap ternak yang masuk ke negara tersebut akan tunduk pada kontrol biosekuriti yang ketat dan bahwa kesehatan hewan ternak menjadi prioritas tertinggi.

Pemerintah Australia mengatakan peraturan biosekuritinya, yang merupakan salah satu yang paling ketat di dunia, telah menjaga negaranya bebas dari banyak hama dan penyakit paling invasif di dunia.

Insiden ini menyoroti konsekuensi luas dari serangan baru-baru ini terhadap kapal-kapal yang dilakukan oleh milisi Houthi, yang didukung oleh Iran.

Para pejuang Houthi diketahui mulai menyerang kapal-kapal sebagai tanggapan atas tindakan Israel di daerah kantong Palestina di Gaza. Mereka bersikeras bahwa mereka hanya menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel.

Kapal tersebut sedang menuju Israel ketika berlayar dari Fremantle di Perth pada 5 Januari lalu. Hewan-hewan tersebut termasuk di antara ratusan ribu hewan yang dikirim dari Australia ke Timur Tengah setiap tahunnya.

Pemerintah mengatakan mereka memerintahkan kapal tersebut untuk kembali ke Australia pada 20 Januari, dengan alasan keadaan luar biasa di tempat kerja.

Seperti diketahui, Laut Merah adalah jalur pelayaran penting yang menyediakan akses ke Terusan Suez yang menawarkan cara tercepat bagi kapal untuk melintas antara Asia dan Eropa.

Ketidakamanan yang terus berlanjut telah mendorong perusahaan pelayaran internasional melakukan pengalihan jangka panjang di sekitar Afrika bagian selatan, sehingga menyebabkan gangguan parah pada rantai pasokan global.

AS dan Inggris telah melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman, dengan mengatakan bahwa mereka melindungi perdagangan. Mereka telah didukung oleh beberapa negara lain termasuk Australia.

Peristiwa ini menyoroti kondisi yang dihadapi hewan-hewan yang dikirim dengan kapal ke luar negeri.

Pada April 2023, Selandia Baru melarang ekspor hewan hidup setelah terjadi insiden ribuan sapi tenggelam dalam kapal karam. Pemerintah Australia telah berjanji untuk melarang ekspor domba hidup.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement