Pada 2021, seorang hakim Inggris memblokir ekstradisi Assange dengan alasan kekhawatiran terhadap kesehatan mentalnya.
Pengadilan Tinggi kemudian membatalkan keputusan tersebut dengan dasar bahwa AS telah membuktikan bahwa Assange akan dirawat dengan aman. Pada 2022, Menteri Dalam Negeri saat itu Priti Patel menyetujui permintaan ekstradisi AS yang memicu banding hukumnya yang baru.
Keluarga Assange terus menyerukan kepada pemerintah Australia agar berbuat lebih banyak untuk menjamin pembebasan Assange, dan memperingatkan bahwa pria berusia 52 tahun itu bisa “menghilang” ke dalam sistem peradilan AS selama beberapa dekade jika diserahkan.
Jaksa Agung Australia Mark Dreyfus mengatakan dia telah membicarakan masalah ini dengan timpalannya dari AS Merrick Garland pada pertemuan di Washington bulan lalu.
"Ini adalah diskusi pribadi, namun posisi pemerintah terhadap Assange sangat jelas dan tidak berubah. Sudah saatnya masalah ini diakhiri," kata Dreyfus dalam sebuah pernyataan.
Assange telah berada di Penjara Belmarsh dengan keamanan tinggi sejak 2019. Dia sebelumnya menghabiskan tujuh tahun di kedutaan Ekuador di London ketika mencoba mencari suaka di negara Amerika Selatan tersebut.
(Susi Susanti)