NEW YORK – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah meyakinkan Ukraina bahwa bantuan militer senilai USD60 miliar (Rp938 triliun) sedang dalam proses.
Keputusan tersebut masih perlu melalui pemungutan suara akhir di Kongres, namun Biden mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa dia yakin keputusan tersebut akan disetujui.
Zelensky sebelumnya telah mengajukan permohonan mendesak untuk menambah lebih banyak senjata guna menghindari situasi ‘bencana’ di Eropa.
AS menyalahkan penarikan Ukraina dari pertempuran di Avdiivka karena kurangnya dukungan Kongres.
Merebut Avdiivka yang merupakan pintu gerbang ke ibukota regional Donetsk di timur yang direbut Rusia menjadi pencapaian penting pertama Rusia sejak mereka merebut Bakhmut di dekatnya pada bulan Mei.
“Militer Ukraina terpaksa mundur dari Avdiivka setelah tentara Ukraina harus menjatah amunisi karena berkurangnya pasokan akibat kelambanan Kongres,” bunyi pernyataan Gedung Putih.
Awal pekan ini, Senat AS menyetujui paket bantuan luar negeri senilai USD95 miliar, termasuk USD60 miliar untuk Ukraina, setelah perselisihan politik selama berbulan-bulan. Namun RUU tersebut masih menghadapi perjuangan berat di Dewan Perwakilan Rakyat, di mana anggota Partai Republik terpecah mengenai tindakan tersebut.
"Begini, rakyat Ukraina telah berjuang dengan sangat berani dan heroik, mereka telah mempertaruhkan banyak hal dan gagasan bahwa sekarang, ketika mereka kehabisan amunisi, kami akan pergi, menurut saya itu tidak masuk akal," kata Biden kepada wartawan setelah percakapan teleponnya dengan Zelensky pada Sabtu (17/2/2024).