Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tradisi Unik Sambut Ramadhan, Warga Gotong Royong Cuci Karpet Masjid di DAS Ciwidey

Agi Ilman , Jurnalis-Kamis, 07 Maret 2024 |14:31 WIB
Tradisi Unik Sambut Ramadhan, Warga Gotong Royong Cuci Karpet Masjid di DAS Ciwidey
Tradisi sambut Ramadhan (Foto: MPI)
A
A
A

KABUPATENBANDUNG - Marhaban ya ramadhan. Sejumlah masyarakat di berbagai daerah memiliki tradisi unik dalam menyambut kedatangan bulan suci penuh berkah ini.

Tradisi-tradisi seperti berziarah ke makam keluarga atau menggelar acara munggahan seringkali menjadi bagian dari persiapan menjelang bulan suci tersebut.

Namun, di tengah tradisi yang umum dilakukan, terdapat satu tradisi unik yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciwidey, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.

Masyarakat di wilayah ini mempraktikkan tradisi menyambut Ramadhan dengan cara yang unik yakni bergotong royong membersihkan karpet masjid di tiap daerahnya.

Tak hanya para pengurus masjid saja yang datang ke sini, akan tetapi warga dan anak-anak pun terlihat bergotong royong sibuk membersihkan karpet di aliran sungai menggunakan peralatan sederhana seperti sikat, gayung, ember, dan sabun cuci.

Mereka tampak bersemangat dan kompak dalam menjalankan tradisi yang telah menjadi bagian penting dari budaya setempat.

Tak berselang lama karpet-karpet yang sudah dicuci pun dikeringkan di sepanjang DAS Ciwidey ini.

Abah Aden (40), salah satu pengurus Masjid Jami Al Ulumiyyah di Kampung Pojok, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, menceritakan bahwa tradisi ini telah dilakukan secara turun temurun sejak zaman ayahnya.

Menurutnya, tradisi ini sudah dimulai sejak tahun 1970-an dan terus dijaga hingga saat ini.

“Dari zaman dulu, zaman bapak saya kecil juga sudah ada tradisi ini, kalau ga salah tahun 1970 an juga udah mulai, jadi ini turun temurun,” ujar Abah Ade saat ditemui di lokasi, Kamis (7/3/2024).

Abah Aden juga menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan bagian dari budaya Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

"Tradisi ini dilakukan agar karpet-karpet tempat ibadah menjadi lebih bersih dan nyaman untuk digunakan dalam ibadah khususnya pas shalat taraweh," jelasnya

Abah Aden menuturkan, proses pembersihan karpet dimulai sejak dini hari, sekitar pukul 05.30 WIB, setelah sampai di lokasi karpet kemudian dimasukkan ke dalam saluran air, lalu disiram, disikat, dan dicuci hingga bersih.

"Proses ini harus dilakukan dengan teliti, karena karpet adalah sarana ibadah yang harus selalu dalam keadaan bersih," tuturnya

Setelah proses pencucian selesai, kata dia, karpet-karpet tersebut dibiarkan mengering di tempat terbuka, menunggu hingga benar-benar kering, kadang hingga pukul 14.00 atau 15.00, bergantung pada cuaca.

"Sambil menunggu proses pembersihan selesai, masyarakat membawa makanan sendiri, yang disumbangkan oleh sesama warga untuk keperluan seperti rokok, beras, atau lauk pauk," ungkapnya.

Abah Aden menjelaskan, tradisi ini bukan hanya dilakukan oleh warga Cigondewah saja, tapi oleh seluruh warga Kabupaten Bandung yang menjalankan pembersihan karpet di DAS Ciwidey.

“Biasanya setiap bulan Sya'ban pasti orang Cigondewah terjun ke sungai kaya gini untuk membersihkan karpet tempat ibadah tapi ada yang dekat sama saya, misalnya Desa Rahayu, Desa Kutawaringin, Desa Cigondewah, kalau Kecamatan Margaasih mah rata-rata ke sini,” jelasnya.

Meskipun tradisi ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat sejak lama, Abah Aden mencatat bahwa saat ini tradisi tersebut tidak sebanyak dulu, kemungkinan karena faktor cuaca dan juga telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa kelompok.

“Kemungkinan yang lain sudah melakukan, karena biasanya mulai tanggal 5 sya'ban sudah mulai, kemungkinan saya yang terakhir. Tapi nggak bareng-bareng nggak kayak biasanya karena bisa jadi keganggu dengan cuaca juga,” ungkapnya.

Meski jika nantinya cuaca turun hujan, proses pengeringan akan tetap dilakukan baik di DAS Ciwidey maupun nantinya dijemur kembali di kampungnya.

“Ya kita mengeringkan pasti di sini, kemudian kalau diganggu hujan di bawa ke kampung, pokoknya kita usahakan kering dan bisa dipakai pas tarawih,” kata Abah.

Abah Aden menambahkan jika karpet yang dicucinya kali ini hanya separuh, karena sebagian sudah dilakukan pencucian.

“ini itu separuhnya, yang sebelumnya sudah dibersihkan juga bisa dibilang ini kloter ke dua, dibagi dua ya karena cuaca juga,” pungkasnya

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement