JAKARTA - Lembaga Falakiyah PWNU DKI Jakarta yang melakukan pemantauan di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Cengkareng, Jakarta Barat, memastikan tidak melihat hilal sesuai dengan kesepakatan negara Asia Tenggara mengenai ketinggian bulan. Itu menandakan bahwa 1 Ramadhan 1445 Hijriah, akan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Ketua Tanfiziah PWNU DKI Jakarta Kyai Haji Syamsul Ma'arif menyampaikan dari hasil pantauan di Masjid Raya KH Hasyim Asyari belum terlihat tanda-tanda. Hasil tersebut akan disampaikan kepada Kementerian Agaman untuk menjadi bahan sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1445 H.
"PWNU DKI mengamanatkan ke Lembaga Falakiyah untuk melakukan rukyah. Setelah melakukan rukyat dari tim Falakiyah serta dibantu teman2 dari Kemenag, apa yang dilakukan oleh tim tidak melihat hilal atau tanda. Untuk itu kami sampikan pengurus besar Nahdlatul Ulama, karena kami hanya melakukan observasi. Jadi organisasi keagamaan sifatnya adalah pemberitahuan," kata Syamsul Ma'arif.
Keputusan mengenai penentuan 1 Ramadhan 1445 H, dikatakan Syamsul sepenuhnya adalah wewenang pemerintah, dalam hal ini Kemenag.
"Adapun keputusannya nanti tetap akan disampaikan kepada Kementerian Agama dalam hal ini Menteri Agama. Nanti dibawa ke sidang istbat kementerian agama. Jadi hasilnya pemantauan Lembaga Falakiyah tidak melihat hilal atau tanda-tanda," tuturnya.
Berdasarkan hasil pemantauan hilal di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, ketinggian bulan baru 0 derajat 47 menit. Sehingga jauh dari kesepakatan MABIMS yang menentukan ketinggian bulan minimal 3 derajat.
"Memang dari sisi keilmuan dalam pendekatan ilmu astronomi, ilmu falakiyah, ini masih di bawah standar. Standar yang dipegang NU dan juga MABIMS, kesepakatan negara Asia Tenggara, antara lain adalah Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, itu di bawah tiga derajat. Sementara hari ini masih jauh di bawah 3 derajat, yakni 0,47 derajat. Jadi masih jauh sehingga secara teori pun tanggal atau hilal pun tidak bisa di rukyat," ucapnya.
(Fakhrizal Fakhri )