Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Yordania Peringatkan Pembatasan Masjid Al-Aqsa yang Dilakukan Israel Sama Dengan Bermain Api

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 12 Maret 2024 |05:08 WIB
Yordania Peringatkan Pembatasan Masjid Al-Aqsa yang Dilakukan Israel Sama Dengan <i>Bermain Api</i>
Yordania peringatkan pembatasan masjid Al Aqsa yang dilakukan Israel sam dengan bermain api (Foto: Reuters)
A
A
A

AMMAN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Yordania Ayman Safadi mengatakan pada Senin (11/3/2024) bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh Israel terhadap akses jamaah Muslim ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan puasa mendorong situasi menuju "ledakan".

Dalam sambutannya di media pemerintah, Safadi mengatakan negaranya, yang mengawasi situs suci tersebut, menolak langkah Israel yang mengumumkan untuk membatasi akses selama Ramadhan, dengan alasan kebutuhan keamanan karena perang yang berkecamuk di Gaza.

“Kami memperingatkan bahwa penodaan kesucian Masjid Al-Aqsa sama dengan bermain api,” kata Safadi dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Vatikan, Uskup Agung Paul Gallagher, dikutip Reuters.

Kompleks tersebut, tempat suci tersuci ketiga dalam Islam, juga merupakan situs tempat paling suci bagi orang Yahudi yang mengenalnya sebagai Temple Mount. Ini telah menjadi sumber masalah sejak lama.

Yordania menganut pandangan Palestina bahwa pembatasan terhadap jamaah Muslim, yang sudah menghadapi perang dan kelaparan di Gaza, merupakan serangan terhadap kebebasan beribadah.

Seperti diketahui, Menteri Keamanan Israel yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben Gvir, baru-baru ini mengatakan bahwa ia menginginkan pembatasan yang lebih ketat. Namun Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan jumlah yang diterima akan sama dengan tahun lalu.

“Tidak mengizinkan jamaah menjalankan kewajiban agama dan ritual mereka di bulan suci ini dan membatasi kebebasan memasuki Masjid Aqsa, semua itu mendorong situasi eksplosif yang kami peringatkan,” terang Safadi.

Israel juga mempertaruhkan kekerasan yang lebih besar di Tepi Barat yang diduduki Israel melalui apa yang Safadi katakan sebagai tindakan sepihak Israel untuk mengubah status quo dengan alasan percepatan pembangunan pemukiman Yahudi di tanah Arab dan apa yang disebutnya sebagai peningkatan “serangan teror oleh pemukim bersenjata terhadap penduduk desa Palestina.

“Tepi Barat sedang mendidih,” tambah Safadi.

Tepi Barat yang diduduki Israel sejak perang Gaza mengalami peningkatan konfrontasi, dengan sekitar 400 warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan atau pemukim Yahudi.

Sebagian besar negara-negara besar memandang pemukiman ilegal yang dibangun Israel di tanah yang mereka rebut dalam perang tahun 1967 dengan negara-negara Arab.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement