BOJONEGORO – Sejumlah remaja di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menantang maut dengan melakukan aksi berbahaya terjun dari atas jembatan Sungai Bengawan Solo, padahal kondisi sungai terpanjang se pulau jawa ini arusnya cukup deras, karena berstatus siaga darurat bencana banjir.
Aksi yang dilakukan para remaja ini direkam kamera warga dan viral di media sosial. Suyanto salah satu warga mengatakan, jika aksi tersebut dilakukan di sejumlah titik, diantaranya di jembatan padangan perbatasan Bojonegoro dengan Cepu Blora, Jawa Tengah.
Serta Jembatan Kaliketek penghubung Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten Tuban. Menurut warga, aksi yang dilakukan sejumlah remaja ini tergolong berbahaya, karena berlangsung saat kondisi arus atau debit air sungai Bengawan Solo cukup deras.
“Sudah beberapa kali dilakukan, terutama saat arus Sungai Bengawan Solo tinggi,” terangnya, selasa (12/2/2024).
Sementara itu, tinggi muka air Sungai Bengawan Solo mulai mengalami penurunan, namun masih berstatus siaga merah atau darurat bencana banjir. Data tinggi muka air (TMA) di Perum Jasa Tirta Bengawan Solo, hingga selasa pagi tiang ukur ketinggian air di utara pasar Kota Bojonegoro masih di angka 14.56 meter.
“Sudah berkurang dari sebelumnya sempat di angka 14.80 meter,” kata Ali Susanto, petugas pemantau ketinggian air dari Perum Jasa Tirta.
Meski tinggi muka air mulai turun, namun permukiman warga masih terendam banjir, seperti di Kelurahan Ledok Kulon dan Ledok Wetan Kecamatan Kota Bojonegoro.
Serta desa Ngablak dan Ngulanan Kecamatan Dander, banjir masih menggenang dengan ketinggian air sekitar 50 cm, sejumlah hewan ternak warga juga masih diungsikan ke atas tanggul.
(Angkasa Yudhistira)