Menurut CTV News, Mustafa memiliki latar belakang dalam manajemen ekonomi. Bahkan ia pun pernah memimpin perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel, dan juga mengepalai Dana Investasi Palestina (PIF) dengan aset senilai hampir US$1 miliar, yang mendukung proyek-proyek di seluruh wilayah Palestina.
Mustafa ditunjuk sepuluh tahun lalu untuk membantu dalam rekonstruksi Gaza pasca-konflik dengan Israel. Harapannya, dia dapat memainkan peran yang bersatu dalam upaya membangun kembali Gaza setelah serangan Israel selama lima bulan terakhir.
Perannya mencakup manajemen bantuan internasional dan upaya mendapatkan dukungan politik dari Hamas dan Israel. Tugasnya yang kompleks melibatkan diplomasi yang rumit, terutama dengan situasi kekerasan di Gaza dan Tepi Barat.
Pemerintah Palestina berharap Mustafa dapat membantu menyatukan kembali pemerintahan di wilayah tersebut pasca-perang Gaza, meskipun dia bukan anggota Fatah.
(Susi Susanti)