Shih Pi sendiri berpikir dengan jatuhnya Kediri tidak ada lagi tujuan yang harus dicapai oleh pasukan besar ini. Pada perjalanan mundur ke Canggu dilaporkan bahwa kerugian paling banyak diderita oleh pasukan berkuda andalan Mongol.
Medan tanah Jawa yang berawa-rawa dengan di kelilingi hutan membuat pasukan berkuda yang ditakuti di medan perang Eropa, tak berdaya jadi bulan-bulanan lawannya. Di balik pimpinan Nararya Sangramawijaya atau Raden Wijaya dan Arya Wiraraja tersebut, tentara Mongol benar-benar dibuat tak berdaya.
Dilaporkan pasukan berkuda Mongol menderita kerugian sebanyak 50.000 prajurit gugur. Oleh karena itu, setelah sampai di Ujung Galuh dengan membawa Raja jayakatwang dan putranya sebagai tawanan. Pada tanggal 24 April 1293 Shih Pi memerintahkan untuk membunuh kedua orang tersebut.
Seketika itu juga pasukan gabungan ini untuk mengangkat jangkar meninggalkan kekalahan di tanah Jawa sambil membawa 100 tawanan, peta, daftar penduduk, surat-surat bertulis emas dari Bali dan barang berharga senilai 500.000 tahil perak dan selamatlah tanah Jawa dari penjajahan yang paling kejam dimuka bumi. Sesampai di Mongol sendiri, Kubilai Khan sebagai Kaisar agung sangat dipermalukan sehingga Shih Pi kemudian mendapat hukuman atas kekalahan ini.
(Rina Anggraeni)