JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta Lukmanul Hakim mendesak agar Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono segera membangun megaproyek Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Raksasa yang membentang di sepanjang Pantai Jakarta untuk segera di selesaikan. Baginya, ini adalah solusi mengatasi langganan banjir di Jakarta.
“Tentu, saya meminta Pak Heru untuk segera menyelesaikan ini. Termasuk masalah di hilir juga harus diselesaikan,” ujar Lukmanul, di Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Dijelaskannya, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memiliki peran sentral dalam keberlanjutan megaproyek Giant Sea Wall. Sebagai pimpinan di Jakarta, tentu bisa menjadi pemicu program ini bergerak cepat.
Dirincikannya, proyek ini menggunakan anggaran APBN dan APBD DKI Jakarta. Nah, di tingkat Jakarta, Gubernur Heru bisa memainkan perannya untuk melanjutkan program ini.
“Koordinasi juga dengan pemerintah pusat juga soal ini, biar cepat beres,” katanya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengugkapkan megaproyek ini adalah solusi terbaik menangani permasalahan banjir di Jakarta yang terus terjadi. Belum lagi, di utara Jakarta selalu mengalami pengikisan daratan.
“Ini adalah solusi agar Jakarta tidak tenggelam,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjelaskan soal proyek tanggul sepanjang 1.664 meter di Pantai Dadap yang masuk dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Tanggul tersebut dibangun sebagai upaya mengatasi banjir rob di daerah pesisir.
Dalam pembangunan program NCICD fase A ini, Kementerian di bawah Basuki Hadimuljono ini bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Adapun pengerjaan tanggul pantai diharapkan dapat selesai pada 2025.
Adapun pengerjaan Pemprov DKI terdiri dari 4 klaster. Di antaranya, Muara Angke, Pantai Mutiara, Ancol Barat dan klaster Kali Blencong. Sementara bagian Kementerian PUPR, adalah Pantai Kamal-Dadap, Cengkareng Drain, Muara Baru, Ancol Hilir, dan Kalibaru.
Adapun Konsep pengendalian banjir di pesisir Teluk Jakarta dilakukan dengan membangun infrastruktur berupa tanggul pantai dan muara sungai, sistem polder serta penataan drainase lingkungan. Garis pantai dan muara sungai yang kritis di pesisir Teluk Jakarta berdasarkan Detail Desain NCICD 2016 dan reviewnya sepanjang 46,2 km.
(Khafid Mardiyansyah)