Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gaza Dilanda Kelaparan, AS Malah Setujui Penjualan Bom Senilai Miliaran Dolar ke Israel

Rahman Asmardika , Jurnalis-Minggu, 31 Maret 2024 |17:46 WIB
Gaza Dilanda Kelaparan, AS Malah Setujui Penjualan Bom Senilai Miliaran Dolar ke Israel
Foto: Reuters.
A
A
A

WASHINGTON – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyetujui pengiriman jet tempur dan bom senilai miliaran dolar ke Israel dalam beberapa hari terakhir, menurut sebuah laporan. Langkah ini diambil AS di tengah kampanye genosida brutal Israel terhadap warga Palestina dan bencana kelaparan di Gaza.

Dilansir Middle East Eye, Washington memberi lampu hijau atas pengiriman in meskipun ada kekhawatiran mengenai kemungkinan operasi militer zionis di Rafah, Gaza selatan, yang menimbulkan risiko signifikan terhadap kehidupan ratusan ribu warga sipil Palestina.

Menurut laporan Washington Post, pengiriman senjata terbaru ke Israel mencakup lebih dari 1.800 bom MK84, masing-masing berbobot 2.000 pon (907 kg), dan 500 bom MK82, masing-masing berbobot 500 pon (226 kg).

The Post melaporkan, mengutip para pejabat AS yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, bahwa bom seberat 2.000 pon tersebut sebelumnya telah dikaitkan dengan korban jiwa yang signifikan selama aksi militer Israel di Gaza. 

Bom MK84 dan MK82, yang disetujui untuk dipindahkan minggu ini, telah mendapat persetujuan kongres beberapa tahun sebelumnya, meski pengirimannya belum selesai sampai sekarang.

Bom seberat 2.000 pon, yang dapat menghancurkan blok-blok kota dan menciptakan kawah yang lebarnya lebih dari 40 kaki (sekira 12 meter), jarang digunakan lagi oleh militer barat di lokasi padat penduduk karena risiko jatuhnya korban sipil, lapor Post.

Menurut surat kabar tersebut, seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa “pemenuhan otorisasi dari satu pemberitahuan kepada Kongres dapat mengakibatkan lusinan kasus Penjualan Militer Asing dalam siklus pemberitahuan kongres yang telah berlangsung selama beberapa dekade.”

“Secara praktis, pengadaan besar-besaran, seperti program F-35 Israel misalnya, sering kali dipecah menjadi beberapa kasus selama bertahun-tahun,” kata pejabat tersebut kepada Post.

Awal bulan ini, Washington Post melaporkan bahwa AS telah menyetujui lebih dari 100 penjualan senjata terpisah ke Israel sejak 7 Oktober, dan melakukannya tanpa harus memberi tahu Kongres.

Pekan lalu, Middle East Eye melaporkan bahwa AS berencana melanjutkan sejumlah transfer senjata besar-besaran ke Israel. Bagian dari paket transfer senjata yang akan diberitahukan AS kepada Kongres adalah pengiriman baru amunisi berpemandu presisi senilai lebih dari USD1 miliar dolar.

Selain penjualan tersebut, AS berencana untuk melanjutkan penjualan jet tempur F-35 senilai USD2,5 miliar, kata Josh Paul, mantan direktur kongres dan urusan masyarakat untuk biro urusan politik-militer Departemen Luar Negeri.

Laporan dari Washington Post muncul setelah seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Jumat, (29/3/2024) bahwa kelaparan mungkin terjadi di beberapa wilayah di Gaza utara, dan wilayah lain berisiko mengalami kelaparan. Pernyataan ini muncul sehari setelah arahan pengadilan tertinggi dunia agar Israel mengizinkan masuknya bantuan pangan ke wilayah tersebut.

“Meskipun kami dapat mengatakan dengan yakin bahwa kelaparan merupakan risiko yang signifikan di wilayah selatan dan tengah, namun tidak terjadi di wilayah utara, hal ini merupakan risiko dan sangat mungkin terjadi setidaknya di beberapa wilayah,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri kepada Reuters

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa jumlah truk yang mengirimkan bantuan di Gaza selatan dan tengah hampir mencapai 200 setiap hari, yang merupakan peningkatan dari bulan sebelumnya, namun, jumlah truk yang dibutuhkan lebih banyak lagi.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement