Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

ISIS-K Secara Agresif Rekrut Warga Tajikistan, Bekas Republik Soviet yang Miskin

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 02 April 2024 |08:26 WIB
ISIS-K Secara Agresif Rekrut Warga Tajikistan, Bekas Republik Soviet yang Miskin
ISIS-K secara agresif rekrut warga Tajikistan, bekas Republik Soviet yang miskin (Foto: Reuters)
A
A
A

TAJIKISTAN - ISIS-K secara agresif merekrut orang-orang dari Tajikistan, bekas republik Soviet yang miskin. Para pakar keamanan mengatakan serangan di Kerman, Iran dan dekat Moskow melibatkan warga negara Tajikistan.

Sumber mengatakan Iran telah membahas masalah keamanannya dengan Tajikistan. Sebuah sumber diplomatik di Tajikistan membenarkan bahwa Teheran baru-baru ini berdiskusi dengan Dushanbe mengenai peningkatan keterlibatan etnis Tajik dalam kegiatan militan.

ISIS menyimpan kebencian yang besar terhadap kelompok Syiah, sekte dominan di Iran dan juga menjadi sasaran serangan afiliasinya di Afghanistan. Kelompok Muslim Sunni garis keras memandang Syiah sebagai kelompok yang murtad.

Pada tahun 2022 ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di kuil Syiah di Iran yang menewaskan 13 orang. Teheran mengidentifikasi penyerangnya sebagai warga negara Tajikistan.

Serangan sebelumnya yang diklaim oleh ISIS termasuk pemboman kembar pada tahun 2017 yang menargetkan parlemen Iran dan makam pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Seperti diketahui, Iran memberi tahu Rusia tentang kemungkinan operasi teroris besar-besaran di wilayahnya menjelang pembantaian di gedung konser dekat Moskow bulan lalu.

Hal ini diungkapkan tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut. Seperti diketahui, dalam serangan paling mematikan di Rusia dalam 20 tahun, orang-orang bersenjata melepaskan tembakan dengan senjata otomatis ke arah penonton konser pada tanggal 22 Maret di Balai Kota Crocus, menewaskan sedikitnya 144 orang dalam kekerasan yang diklaim oleh kelompok militan ISIS.

Amerika Serikat (AS) juga telah memperingatkan Rusia sebelumnya mengenai kemungkinan serangan militan Islam. Namun Moskow, yang sangat tidak mempercayai niat Washington, mengecilkan informasi intelijen tersebut.

Namun, lebih sulit bagi Rusia untuk mengabaikan informasi intelijen dari sekutu diplomatiknya, Iran, terkait serangan tersebut, yang juga menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas dinas keamanan Rusia. Moskow dan Teheran, keduanya berada di bawah sanksi Barat, telah memperdalam kerja sama militer dan lainnya selama perang dua tahun di Ukraina.

“Beberapa hari sebelum serangan di Rusia, Teheran berbagi informasi dengan Moskow tentang kemungkinan serangan teroris besar di Rusia yang diperoleh selama interogasi terhadap mereka yang ditangkap sehubungan dengan pemboman mematikan di Iran,” terang salah satu sumber kepada Reuters.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement