JAKARTA – Kisah bengisnya Raja Amangkurat I tega habisi 40 selir kesayangannya karena Sang Permaisuri meninggal menarik untuk dibahas.
Raja Amangkurat I terkenal dengan sifat bengisnya, tak hanya bengis ia dikenal juga sebagai raja yang gila akan seks.
Ia sering kali meniduri gadis-gadis sekitar istana bahkan istri orang. Saat remaja pun ia pernah membawa lari istri orang yaitu, istri Tumenggung Wiraguna.
Tumenggung Wiraguna pun mengadu kepada Sultan Agung, segera Sultan Agung memanggil anaknya (Raja Amangkurat I) yang saat itu akan menjadi penerus tahta ayahnya. Raja Amangkurat I pun dihukum dan mengembalikan istri Tumenggung Wiraguna.
Setelah ia naik tahta, Amangkurat I semakin banyak memunculkan kontroversi. Selain sosoknya yang suka membuat konflik kekerasan dan bertindak semaunya sendiri, kebiasaannya yang suka perempuan pun semakin menjadi-jadi.
Disadur dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II", salah satu dari sekian banyak perempuan yang menjadi korban Raja Amangkurat I ini adalah Ratu Malang. Sosok Ratu Malang merupakan anak dalang wayang yang terkenal kala itu.
Sosok Ratu Malang dilukiskan memiliki kecantikan luar biasa. Ratu Malang telah menikah dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai dalang, bernama Kiai Dalem atau Ki Dalang Panjang Mas.
Namun, Raja Amangkurat I tidak peduli, ia pun bertekad harus mendapatkan perempuan tersebut.
Amangkurat I memerintahkan anak buahnya untuk membunuh suami Ratu Malang. Setelah Ki Dalang Panjang terbunuh, Ratu Malang dibawa ke keraton dan dijadikan selir Raja Amangkurat I yang kemudian diangkat menjadi permaisuri.
Tak lama, Ratu Malang meninggal dunia. Ada berita yang dipercaya bahwa, Ratu Malang meninggal sebab diracun oleh anggota keraton.
Mendengar berita kematian Ratu Malang, Amangkurat I langsung marah. Ia lalu menuduh para selir kerajaan sengaja mengutus dayang-dayang meracuni Ratu Malang karena cemburu kepadanya.
Atas tuduhannya ini, Amangkurat I menghukum mati 43 orang selir dan dayang, dengan cara mengasingkan mereka di kamar gelap tanpa diberi makan, hingga mereka semua meninggal.
(Fahmi Firdaus )