Sementara Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat menuturkan bahwa tersangka yang merupakan kakak beradik tersebut memilih korbannya secara acak. Tapi sebelumnya mereka telah mengamati dan memetakan lokasi sekitar, karena sepi saat aktivitas salat tarawih dan banyak terdapat orang tua. Pelaku membekali aksi perampokan pertama mereka dengan sebilah pisau yang disiapkan dari rumah.
"Yang bersangkutan merupakan RW sebelah, jadi memang sudah relatif hafal daerah ke tempat kejadian perkara seperti itu, koran dan pelaku ini tidak kenal, jadi belum saling mengenal, dipilih secara acak random," ucap Gandha Syah.
Tapi ketika beraksi diketahui pemilik rumah hingga akhirnya panik dan menganiaya dua korban, sehingga menyebabkan satu orang tewas di lokasi akibat tusukan pisau, yang dibawanya. Kepanikan itulah yang juga membuat mereka akhirnya hanya membawa satu handphone dan dompet berisi Rp 700 ribu, serta sejumlah kartu ATM.
"Kejadian berlangsung sangat cepat, karena juga ada panik, dalam kondisi panik, sehingga yang terdekat ada di atas meja ada dompet kemudian diambil, di atas TV ada handphone dan dompetnya diambil," terangnya.
"Yang bersangkutan memang perlu untuk pernikahannya, dan juga yang bersangkutan memiliki utang, tidak banyak sebesar 5 juta saja, untuk kebutuhan sehari-hari, yang mau menikah adiknya," pungkasnya.
(Salman Mardira)