Setelah menerima korek api, dinyalakanlah cerutu di mulutnya. Sedetik-dua, korek api kemudian dikembalikan kepada pengemudi mobil. Setelah korek berpindah tangan, tangan kanannya langsung memberi hormat kepada Bung Karno, dan tancap gas meluncur ke depan lagi, sambil –seperti cowboy– memberi tanda agar konvoi bergerak maju, melanjutkan perjalanan.
Dengan gagahnya, ia meneruskan tugas pemimpin konvoi sambil mengisap cerutu Kuba dengan nikmatnya.
"Melihat kejadian tadi, Bung Karno tertawa terbahak-bahak. Rupanya ia cukup mengerti tentang kejadian yang baru saja terjadi, bahwa Kuba masih dalam euforia revolusi," bebernya.
(Fakhrizal Fakhri )