Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

7 Perang Dahsyat Rakyat Nusantara Melawan Belanda, dari Aceh hingga Saparua

Nadiyah Aulia , Jurnalis-Rabu, 10 April 2024 |11:04 WIB
7 Perang Dahsyat Rakyat Nusantara Melawan Belanda, dari Aceh hingga Saparua
Prajurit Belanda saat Perang Aceh (Foto: Wikipedia)
A
A
A

INDONESIA memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti rempah-rempah, emas, perak, nikel, dan lainnya. Tak hanya itu, di Indonesia juga terdapat banyak pulau yang tersebar dan kebudayaan yang berbeda disetiap wilayah.

Karena punya kekayaan melimpah, Indonesia jadi sasaran penjajahan bangsa Eropa zaman dulu.

Belanda jadi bangsa paling lama menduduki Nusantara. Perlawanan rakyat pribumi melawan Belanda terjadi di berbagai wilayah.

Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, berikut beberapa perang dahsyat rakyat Nusantara melawan Belanda yang tercatat dalam sejarah.

1. Perang Paderi - 1803

Perang Paderi terjadi pada 1803, kaum Paderi memulai perlawanan dari gerakan untuk memurnikan ajaran Islam di Minangkabau yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.

Pada 1825 sempat terjadi perjanjian perdamaian, namun peperangan kembali memanas dan Paderi dinyatakan kalah pada 1837.

2. Perang Saparua - 1817

Perang Saparua terjadi di Pulau Saparua, Ambon. Perlawanan ini dipimpin oleh Pattimura dan dibantu beberapa pahlawan lainnya, yaitu Anthony Rhebok, Christina Martha Tiahahu, Philip Latumahina, dan Kapitan Said Printah.

Pada Mei 1817 Pattimura menyerbu Benteng Duurstede. Namun nahasnya, setelah bantuan Belanda dari Batavia datang, perlawanan Pattimura dengan mudah dikalahkan. Sehingga Penyerbuan tersebut berujung penangkapan dan hukuman gantung. Kendati begitu, perlawanan ini membuktikan keberanian dan ambisi rakyat Ambon dalam mempertahankan tanah air.

3. Perang Diponegoro - 1825

Perang Diponegoro dilatarbelakangi oleh penindasan dan campur tangan pemerintah Belanda terhadap Keraton Yogyakarta. Perlawanan ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Karena kelicikan Belanda, Pangeran Diponegoro terjebak perangkap Belanda dan berujung penangkapan.

4. Perang Jagaraga - 1848

Perang Jagaraga terjadi pada 1848 di Bali, awal mulanya perselisihan antara Belanda dan Kerajaan Buleleng terjadi karena dua kapal Belanda yang disita oleh Raja Buleleng. Hal tersebut terjadi karena hak tawan karang yang menyatakan bahwa kapal yang kandas di perairan Bali menjadi hak penguasa setempat.

 BACA JUGA:

Tentu saja Belanda menuntut pengembalian, akan tetapi Raja Buleleng menolak permintaan tersebut. Sehingga terjadilah peperangan antara Belanda dan Kerajaan Buleleng. Belanda berhasil menguasai Buleleng dan menyingkirkan Raja Buleleng ke Jagaraga untuk sementara waktu yang dibantu oleh Kerajaan Karangasem.

5. Perang Banjar - 1859

Perlawanan bermula pada saat Belanda turut campur dalam urusan pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin. Prabu Anom dan Pangeran Hidayat mulai melakukan perlawanan karena Belanda mendukung Pangeran Tamjidillah untuk menjadi Raja berikutnya, sedangkan Pangeran Tamjidillah tidak populer dikalangan masyarakat.

Setelah Prabu Anom ditangkap oleh Belanda, Pangeran Antasari mulai memimpin dan melancarkan perlawanan. Pasukan Pangeran Antasari sempat mengalami tekanan, hingga akhirnya perang ini berhasil diselesaikan pada 1905.

6. Perang Aceh - 1873

Rakyat Aceh terkenal dengan kemampuan perangnya yang hebat. Masyarakat Aceh dikenal punya jiwa pejuang tinggi dan rela mati demi harga diri. Itulah salah satu yang membuat perlawanan Aceh sulit ditaklukkan oleh Belanda.

 BACA JUGA:

Perang Belanda melawan Kesultanan Aceh terjadi dari 1873 hingga 1904 Masehi, setelah Belanda mendapatkanhak atas Aceh melalui Traktat London.

Pada agresi militer pertama, Belanda gagal total karena mendapat perlawanan sengit dari pasukan Aceh. Bahkan Mayjen Johan Herman Rudolf Köhler, pemimpin agresi Belanda tewas dibunuh tentara Aceh di depan Masjid Baiturrahman Banda Aceh pada 14 April 1873.

Gagal pada agresi militer pertama, Belanda melakukan penyerangan kedua dengan bala pasukan berkali lipat lebih banyak. Tapi, rakyat Aceh tak ciut karena terus melawan. Perang pecah di seluruh Aceh. Para ulama menyerukan Perang Sabil untuk melawan Belanda, sehingga banyak rakyat rela terlibat untuk berjihad dan berharap mati syahid demi mempertahankan agama dan Tanah Air.

Perlawanan rakyat Aceh melawan Belanda dipimpin banyak tokoh dari kalangan ulama, ulu balang, hingga cendikiawan di antaranya Teungku Chik Ditiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Panglima Polem, dan lainnya.

Belanda akhirnya menyadari sulitnya menaklukkan Aceh lewat perang fisik dan mengalami kerugian besar. Akhirnya mereka menggunakan siasat untuk melemahkan perjuangan Aceh melalui politik adu domba dan mempengaruhi pola pikir masyarakatnya yang religius.

Belanda mengutus seorang seorang ahli antropologi juga misionaris Snouck Hurgronje. Ia dikirim ke Makkah untuk mendalami Islam, lalu dikirim ke Aceh dengan menyamar sebagai dan menggunakan nama samaran Syeikh Abdul Gafar.

Siasat digunakan Belanda ternyata ampuh melemahkan perjuangan rakyat Aceh. Belanda akhirnya berhasil menangkap Sultan Daud Syah, pemimpin Kesultanan Aceh terakhir setelah menjebaknya dengan cara lebih dulu menculik keluarganya.

Sementara pemimpin-pemimpin perang seperti Teuku Umar, Chik Ditiro, Cut Meutia, dan lainnya banyak yang gugur. Pada 1906, Cut Nyak Dhien juga berhasil ditangkap dan diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat hingga wafat.

Meski pada 1904 Belanda mengumumkan Perang Aceh berakhir, akan tetapi perlawanan sporadis rakyat Aceh masih berlangsung hingga 1930-an.

7. Perang Batak - 1878

Perang Batak terjadi di wilayah Tapanuli, Sumatera Utara. Perlawanan ini dipimpin oleh Sisingamangaraja XII. Dalam menghadapi perlawanan ini, Belanda mengambil pasukannya dari Aceh.

Belanda berhasil menguasai Tapanuli setelah mengalahkan Sisingamangaraja dan kedua putranya pun ikut gugur. Perang Batak berlangsung selama 29 tahun dari 1878 hingga 1907.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement