VATIKAN - Paus Fransiskus mengajukan seruan mendesak agar semua pihak menghentikan ‘spiral kekerasan’ dan memperingatkan potensi konflik regional di Timur Tengah.
“Saya mengajukan permohonan mendesak untuk mengakhiri tindakan apa pun yang dapat memicu spiral kekerasan yang berisiko menyeret Timur Tengah ke dalam konflik yang lebih besar,” kata Paus asal Argentina itu setelah doa Minggu tradisionalnya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, dikutip Al Jazeera.
“Saya berdoa dan mengikuti dengan penuh keprihatinan, namun juga kesedihan, berita yang muncul dalam beberapa jam terakhir tentang memburuknya situasi di Israel akibat intervensi Iran,” kata Paus kepada para jamaah.
“Tidak seorang pun boleh mengancam keberadaan orang lain. Namun semua negara harus berpihak pada perdamaian dan membantu Israel dan Palestina untuk hidup di dua negara, berdampingan dan aman,” katanya.
Seperti diketahui, para pejabat Turki, Yordania dan Irak mengatakan pada Minggu (14/4/2024) bahwa Iran telah memberikan pemberitahuan luas beberapa hari sebelum serangan pesawat tak berawak atau drone dan rudal pada Sabtu (13/4/2024) terhadap Israel agar korban massal dan eskalasi yang merajalela dapat dihindari. Namun seorang pejabat Amerika Serikat (AS) membantahnya.
Serangan yang menggunakan drone, rudal jelajah, dan rudal balistik berisiko menimbulkan banyak korban jiwa dan memicu pembalasan besar-besaran dari Israel dan AS yang dapat berkembang menjadi konflik regional.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan pada Minggu (14/4/2024) bahwa Iran telah memberikan pemberitahuan 72 jam kepada negara-negara tetangga dan sekutu Israel, AS, bahwa mereka akan melancarkan serangan, sebuah langkah yang akan memungkinkan mereka menggagalkan serangan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pihaknya telah berbicara dengan Washington dan Teheran sebelum serangan itu, dan menambahkan bahwa pihaknya telah menyampaikan pesan sebagai perantara untuk memastikan reaksi yang diberikan proporsional.
"Iran mengatakan reaksi ini merupakan respons terhadap serangan Israel terhadap kedutaan besarnya di Damaskus dan tidak akan lebih dari itu. Kami menyadari kemungkinan yang ada. Perkembangan ini tidak mengejutkan," kata sumber diplomatik Turki, dikutip Reuters.
Dua sumber di Irak, termasuk seorang penasihat keamanan pemerintah dan seorang pejabat keamanan, mengatakan Iran telah menggunakan saluran diplomatik untuk memberi tahu Baghdad tentang serangan itu setidaknya tiga hari sebelum serangan itu terjadi.
(Susi Susanti)