MALAYSIA - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyebut serangan Iran sebagai konsekuensi dari pemerintah Israel yang melanggar hukum internasional dengan mengebom konsulat Iran pada 1 April lalu.
“Perang antara Iran dan Israel yang dimulai setelah pemerintah Zionis Israel menyerang kedutaan Iran, yang melanggar hukum internasional, adalah konsekuensi dari tindakan seseorang. Ketika Anda melanggar hukum, Anda mengundang reaksi,” terangnya.
Dikutip harian lokal berbahasa Inggris, Malay Mail, Anwar mengatakan kekerasan antara kedua negara yang bersaing di kawasan itu tidak baik bagi perekonomian dan perdamaian dunia.
Dia pun menyerukan pertemuan khusus hari ini dengan kabinet untuk membahas tindakan apa yang harus diambil.
“Pemerintah dan saya akan mengadakan pertemuan khusus pada pukul 18.00 hari ini dengan para menteri dan pejabat yang terlibat untuk memutuskan langkah selanjutnya guna meredakan ketegangan.
“Sikap kami di tingkat internasional adalah memastikan kami dapat menemukan resolusi damai karena apa yang terjadi di sana akan mempengaruhi perdamaian dan perekonomian dunia,” ujarnya saat ditemui wartawan hari ini.
Seperti diketahui, Iran melakukan serangan balasan ke Irsrael pada Minggu (14/4/2024). Serangan ini merupakan tindakan balasan setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
Serangan Iran ini langsung banyak kecaman dari negara sekutu Israel seperti Amerika Serikat (AS) dan juga negara Eropa.
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengatakan kepada wartawan di Ottawa bahwa negaranya dengan tegas mengutuk serangan udara Iran. Kanada pun menegaskan mendukung Israel.
PM Rishi Sunak menggambarkan tindakan Iran sebagai hal yang sembrono. “Iran sekali lagi menunjukkan niatnya untuk menabur kekacauan di wilayahnya sendiri,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di X.
(Susi Susanti)