Dalam mendukung operasional jalan tol, JID juga berfungsi sebagai Integrated Tollroad Maintenance System (ITMS). Dengan sistem itu, JID mampu mengelola aset infrastruktur dan pemeliharaan jalan tol.
Untuk itu, JID telah dilengkapi dengan data-data hasil pengukuran kondisi jalan oleh alat Hawkeye, yakni kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat khusus untuk mengumpulkan data teknis berupa perkerasan jalan dan jembatan di ruas tol (ketidakrataan, kekesatan, dan kelendutan).
Menurut Subakti, sistem transportasi cerdas tersebut mengintegrasikan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di Jalan Tol Jasa Marga Group untuk menghasilkan data dan informasi. Data itu dianalisis oleh sejumlah tenaga ahli Jasa Marga sebagai dasar pertimbangan bagi otoritas untuk mengambil kebijakan, semisal rekayasa lalu lintas.
"Hal ini yang membuat Jasa Marga menjadi operator jalan tol dengan sistem pengolah data lalu lintas jalan tol terlengkap dan terpadu di Indonesia,” ujar Subakti.
Subakti mengatakan, pada periode libur Hari Raya Idul Fitri 1445 H, dipastikan terjadi lonjakan volume lalu lintas yang melebihi kapasitas jalan tol.
Untuk menghindari terjadinya penumpukan kendaraan, Jasa Marga memantau lalu lintas secara real time dengan menggunakan teknologi digital counting berbasis radar dan CCTV Analytic berbasis kecerdasan buatan (AI) terhadap kapasitas jalan yang tersedia (VC Ratio).
Foto: dok Jasa Marga
Teknologi tersebut menghitung kecepatan minimum yang disepakati, yakni 60 km/jam, kapasitas maksimum jalan tol dengan V/C ratio di bawah 0,8 di jalur, kemudian masa transisi selama kurang lebih 2 jam, serta mempertimbangkan faktor keselamatan.
Ketika volume kendaraan per jam mendekati kapasitas maksimal suatu segmen ruas jalan tol, maka sistem ini memberikan peringatan dini kepada petugas untuk melakukan rekayasa lalu lintas, supaya kecepatan pengendara tetap dijaga bergulir.