Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

3 Alasan Israel Takut Diserang Iran Secara Masif

Rachel Eirene Nugroho , Jurnalis-Kamis, 25 April 2024 |19:36 WIB
3 Alasan Israel Takut Diserang Iran Secara Masif
3 alasan Israel takut diserang Iran secara masif (Foto: AP)
A
A
A

ISRAEL - Setelah serangan drone dan rudal milik Iran diluncurkan ke Israel, hingga sekarang Israel masih belum menunjukkan tindakan apa yang selanjutnya akan mereka lakukan untuk menanggapi aksi berani Iran ini.

Walaupun begitu Israel telah bersumpah akan membalas Iran dan hal ini dapat beresiko pada peningkatan situasi konflik di Timur Tengah (Timteng). Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu terdekat Israel juga telah memohon mohon agar Israel menahan diri dan tidak melawan balik Iran.

Berikut tiga alasan Israel takut diserang Iran dilansir berbagai sumber:

1. Ancaman Terhadap Pasar Minyak

Serangan Iran terhadap Israel dengan melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Israel membuka peluang bagi Israel untuk melakukan serangan balik. Apa yang menjadi tindakan Israel sebagai bentuk respon terhadap serangan Iran inilah yang patut untuk dikhawatirkan.

Jika memang Israel memutuskan untuk melakukan aksi pembalasan, tentu secara tidak langsung berpengaruh pada aktivitas perdagangan minyak dunia. Melansir dari Center on Global Energy Policy, bagaimana situasi pasar minyak sekarang ini akan bergantung pada tingkat eskalasi atau de-eskalasi antara Israel dan Iran.

Mengutip Atlantic Council, paling minimal dampaknya terhadap perdagangan minyak adalah kemungkinan meningkatnya biaya pengiriman karena meningkatnya resiko aksi militer di Teluk Persia. Kemudian juga terdapat tekanan pada perusahaan asuransi AS dan Eropa untuk menghindari transaksi apapun yang melibatkan minyak mentah Iran serta pengalihan rute tambahan pengiriman minyak dan gas sebagai respons terhadap ancaman Houthi atau respons sekutu.

2. Kapasitas Militer

Jika kekuatan militer Iran diadu dengan milik Israel, dapat dikatakan akan berbanding jauh. Hal ini dikarenakan persediaan militer milik Israel banyak dipasok oleh Amerika Serikat (AS) yang dimana merupakan teknologi terbaru dengan kekuatan yang lebih bagus dibanding dengan milik Iran.

Iran memiliki persediaan militer yang tidak terlalu memadai, yang dimana kebanyakan kendaraan militernya sudah tua dan tidak secanggih milik Israel. Namun rancangan drone dan rudal milik Iran tidak bisa diremehkan. Melansir dari Aljazeera, Iran memiliki rudal balistik hipersonik yang memiliki nama Fattah. Kelebihan dari rudal ini adalah memiliki kecepatan yang tinggi hingga dapat sampai ke target dalam jangka waktu hanya 7 menit. Tentu kekuatan Iran yang seperti inilah yang juga patut diwaspadai Israel.

3. Resiko Eskalasi Konflik

Mengutip dari The Associated Press, serangan balasan terhadap Iran akan beresiko untuk memicu perang regional dalam skala penuh, sehingga Israel perlu memperhitungkan setiap resikonya dengan cermat.

Terdapat potensi kelompok Hizbullah yang didukung Iran melakukan serangan lebih lanjut dengan persenjataan yang lebih kuat daripada Hamas. Keterlibatan Israel dalam konflik langsung juga dapat mengalihkan fokus Israel dari Gaza, melemahkan militer Israel dan menghambat perekonomian Israel sebagai dampak dari perang.

AS yang sedari awal tidak mendukung tindakan militer Israel terhadap serangan Iran sebelumnya juga akan menurunkan dukungannya terhadap Israel sehingga kemungkinan besar Israel tidak akan dipasok dengan persenjataan yang cukup selama berperang dengan Iran. Sehingga diperlukannya perundingan lebih lanjut antara Israel bersama dengan sekutu yang membahas mengenai tindakan Israel yang selanjutnya.

“Jika hal ini dilakukan tanpa konsultasi dan tanpa kesepakatan dengan sekutu maka dukungan akan jauh lebih kecil,” kata Tamar Hermann, pakar jajak pendapat di Institut Demokrasi Israel.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement