RIYADH - Banjir bandang telah melanda bagian utara Arab Saudi pada Senin (29/04/2024). Melansir The New Arab, banjir besar ini menyebabkan pemerintah menutup banyak jalan serta menutup beberapa sekolah di wilayah yang terdampak banjir semenjak dikeluarkannya peringatan oleh otoritas meteorologi negara Teluk. Terdapat beberapa alasan mengapa banjir ini bisa terjadi.
Berikut 3 penyebab banjir di Madinah melansir dari beberapa sumber.
1. Hujan lebat
Hujan lebat yang terus menerus mengguyur beberapa di negara Teluk ini menjadi penyebab utama dari banjir bandang di Madinah.
"Di wilayah Qassim, hujan lebat telah berlangsung selama tujuh jam dari sore hingga menjelang tengah malam dalam jumlah yang sangat besar,” kata Mohammed, seorang warga Mesir di Buraidah, ibu kota Qassim, mengutip Barrons.
Hujan lebat ini telah menyebabkan Pusat Meteorologi Nasional Saudi atau The Saudi National Center for Meteorology (NCM) mengeluarkan peringatan merah untuk Qassim dan wilayah lain termasuk provinsi timur di Teluk, ibu kota Riyadh, dan provinsi Madinah yang berbatasan dengan Laut Merah.
NCM juga telah memprediksi akan terjadinya hujan lebat yang disertai angin kencang, berkurangnya jarak pandang, hujan es, dan potensi banjir bandang selama periode ini.
2. Sistem drainase yang kurang memadai
Sistem drainase yang dibangun di negara-negara Teluk tidak dibangun untuk mengantisipasi terjadinya hujan lebat dan peningkatan tinggi air yang cepat. Sejak dahulu, wilayah di Semenanjung Arab terkenal gersang sehingga perencanaan kota pada abad ke-20 tidak mengantisipasi perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini.
3. Perubahan iklim
Akhir-akhir ini seluruh dunia sedang dilanda oleh bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Hujan lebat yang disusul dengan banjir bandang di Madinah juga menjadi salah satu hasil dari perubahan iklim. Pemanasan global akibat efek Gas Rumah Kaca dari emisi bahan bakar fosil memiliki kemungkinan besar menjadi faktor yang memperburuk hujan di negara-negara Teluk.
(Susi Susanti)