Prabu Kertajaya pun tak mau kalah. Ia mengerahkan pasukannya, terutama pasukan Gajahnya yang sangat terkenal, untuk menghadang prajurit Tumapel. Bertemulah dua pasukan ini di Kampung Genter.
Desa Genter kemudian menjadi pelagan baratayudha antara tentara Tumapel versus Kediri. Desa Genter menjadi medan perang adu kekuatan antara Ken Arok melawan Kretajaya, hingga di akhir peperangan besar itu, dua panglima andalan Kediri, Mahesa Wulungan dan Geber Beleman tewas.
Alhasil Prajurit Kediri langsung kocar-kacir, mereka banyak yang tewas oleh tentara Tumapel dan sisanya langsung lari tunggang-langgang meninggalkan medan pertempuran.
Sementara itu, raja Kertajaya sendiri akhirnya melarikan diri dan mencari perlindungan ke candi/dewalaya atau tempat para dewa. Para sejarawan ada yang menafsirkan bahwa yang dimaksud itu adalah Kertajaya meninggal dunia dan naik ke alam dewata.
Kematian Kertajaya dan banyaknya pasukan Kediri yang gugur menandakan Kerajaan Kediri runtuh. Ken Arok lantas mengambil alih wilayah Kediri dan menjadikannya wilayah kekuasaan. Hal ini membuat daerah kekuasan Tumapel pun kian luas. Di mana Ken Arok bukan hanya menjadi raja di wilayah Tumapel, tetapi juga di wilayah Kediri yang baru saja ia taklukkan.
Setelah kalahnya Kertajaya pada 1222 ini, Ken Arok kemudian menduduki takhta di seluruh wilayah Jawa Timur dan menetapkan ibu kotanya di Kutaraja, lalu kerajaan yang dipimpin Ken Arok pun dikenal sebagai Kerajaan Singasari.
(Fakhrizal Fakhri )