2. Jenderal TNI Gatot Subroto
Gatot Soebroto lahir di Banyumas pada 10 Oktober 1907 dan wafat pada 11 Juni 1962 dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Ia memperoleh gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 18 Juni 1962, serta mendapat kenaikan pangkat menjadi Jenderal (Anumerta).
Saat menjadi tentara kependudukan, Gatot Subroto tetap berpihak pada pribumi, terutama rakyat kecil. Atas sikapnya itu, ia sering kali mendapat teguran dari atasannya. Namun hal itu tidak membuatnya takut. Ia justru menakuti dan mengancam pihak Jepang dengan mengatakan dirinya akan mengundurkan diri sebagai komandan.
Gatot kemudian membentuk Tentara Keamanan Rakyat ketika Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya. Beberapa prestasi yang ia catat antara lain dalam Pertempuran Ambarawa dan penumpasan Pemberontakan PKI di Madiun pada 1948. Walau dikenal tegas dan disiplin, ia sangat memperhatikan anak buahnya. Bahkan, tak segan memberi jaminan bila terjadi sesuatu pada mereka.
Suatu ketika, Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Pangdam IV Diponegoro, diduga melakukan penyelundupan. Hal itu membuat Deputi II Panglima Angkatan Darat Ahmad Yani dan Kepala Staf Angkatan Darat A H Nasution marah besar dan akan memberikan hukuman bagi Soeharto.
Mendengar hal tersebut, Gatot Soebroto yang saat itu menjabat Wakil Kepala Staf Angkatan Darat segera menemui Presiden Soekarno agar memberikan ampunan kepada Soeharto. Gatot beranggapan, Soeharto bisa diperbaiki dan dapat berubah.
*diolah dari berbagai sumber
(Qur'anul Hidayat)