Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi yang Helikopternya Jatuh di Pegunungan Berkabut

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 20 Mei 2024 |10:17 WIB
Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi yang Helikopternya Jatuh di Pegunungan Berkabut
Profil Presiden Iran Ebrahim Raisis yang helikopternya jatuh di pegunungan berkabut (Foto: EPA)
A
A
A

IRAN – Jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi di pegunungan berkabut mengejutkan banyak pihak. Insiden ini juva memberi kesedihan mendalam bagi warga Iran.

Raisi diketahui sedang berada di perbatasan Azerbaijan pada Minggu (19/5/2024) untuk meresmikan Bendungan Qiz-Qalasi, sebuah proyek bersama. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, yang mengaku telah mengucapkan "perpisahan persahabatan" kepada Raisi pada hari sebelumnya.

Insiden ini terjadi di saat meningkatnya perbedaan pendapat di Iran mengenai serangkaian krisis politik, sosial dan ekonomi. Para ulama penguasa Iran menghadapi tekanan internasional atas sengketa program nuklir Teheran dan semakin dalamnya hubungan militer dengan Rusia selama perang di Ukraina.

Siapakah sebetulnya sosok Raisi yang memimpin Iran? Raisi, 63 tahun, terpilih sebagai presiden pada tahun 202. Sejak ia memerintahkan pengetatan undang-undang moralitas, mengawasi tindakan keras berdarah terhadap protes anti-pemerintah, dan mendorong keras perundingan nuklir dengan negara-negara besar.

Dalam sistem politik ganda Iran, yang terbagi antara kelompok ulama dan pemerintah, mentor Raisi, Khamenei, yang berusia 85 tahun, pemimpin tertinggi sejak 1989, memegang kekuasaan pengambilan keputusan pada semua kebijakan utama.

Selama bertahun-tahun banyak orang melihat Raisi sebagai pesaing kuat untuk menggantikan Khamenei, yang mendukung kebijakan utama Raisi.

Kemenangan Raisi dalam pemilu tahun 2021 yang dikelola dengan ketat membuat semua cabang kekuasaan berada di bawah kendali kelompok garis keras, setelah delapan tahun ketika kursi kepresidenan dipegang oleh Hassan Rouhani yang pragmatis dan kesepakatan nuklir dinegosiasikan dengan Washington.

Namun, pendirian Raisi mungkin terpuruk akibat meluasnya protes terhadap pemerintahan ulama dan kegagalan memperbaiki perekonomian Iran, yang dilumpuhkan oleh sanksi Barat.

Di bawah kepemimpinan Raisi, Iran sekarang memperkaya uranium hampir pada tingkat senjata dan menghambat inspeksi internasional. Iran telah mempersenjatai Rusia dalam perangnya melawan Ukraina, serta melancarkan serangan drone dan rudal besar-besaran terhadap Israel di tengah perangnya melawan Hamas di Jalur Gaza. Mereka juga terus mempersenjatai kelompok-kelompok proksi di Timur Tengah, seperti pemberontak Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon.

Sementara itu, protes massal di negara tersebut telah berkecamuk selama bertahun-tahun. Yang terbaru adalah kematian Mahsa Amini pada tahun 2022, seorang wanita yang sebelumnya ditahan karena diduga tidak mengenakan jilbab, atau jilbab, sesuai keinginan pihak berwenang. Tindakan keras keamanan selama berbulan-bulan setelah demonstrasi menewaskan lebih dari 500 orang dan menyebabkan lebih dari 22.000 orang ditahan.

Pada Maret lalu, panel investigasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan bahwa Iran bertanggung jawab atas kekerasan fisik yang menyebabkan kematian Amini.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement