WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu mungkin menunda-nunda mengakhiri perang di Gaza karena alasan politik.
Hal ini diungkapkan Biden saat wawancara dengan majalah Time yang dirilis pada Selasa (4/6/2024).
Komentar dalam wawancara 28 Mei lalu itu dibuat beberapa hari sebelum Biden merinci proposal gencatan senjata di Gaza, dan ketika Netanyahu berjuang dengan perpecahan politik yang mendalam di dalam negeri.
Ketika ditanya apakah menurutnya Netanyahu memperpanjang perang karena alasan politiknya sendiri, Biden mengatakan ada banyak alasan bagi orang-orang untuk mengambil kesimpulan seperti itu.
Biden, yang telah mendorong diakhirinya perang yang telah berlangsung selama hampir delapan bulan, juga mengatakan tidak yakin apakah pasukan Israel telah melakukan kejahatan perang di Gaza.
Dia menolak tuduhan bahwa Israel menggunakan kelaparan warga sipil sebagai metode peperangan.
"Saya pikir mereka terlibat dalam aktivitas yang tidak pantas,” terangnya, dikutip Reuters.
Biden menegaskan telah memperingatkan Israel untuk tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan AS setelah serangan 11 September 2001 yang menyebabkan perang tanpa akhir.
"Dan mereka melakukan kesalahan itu," lanjutnya.
Juru bicara pemerintah Israel David Mencer, ketika ditanya tentang wawancara tersebut, mengatakan bahwa di luar norma diplomatik setiap negara yang berpikiran normal jika Biden membuat komentar seperti itu terhadap Netanyahu.
Bulan lalu, jaksa Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag meminta surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan kepala pertahanannya, serta tiga pemimpin Hamas, atas dugaan kejahatan perang.
Seperti diketahui, Israel melancarkan serangan udara dan darat di Gaza pada Oktober lalu dan bersumpah untuk menghancurkan kelompok Islam Palestina Hamas setelah mereka menyerang di wilayah Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel. Sekitar 120 sandera masih berada di Gaza.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 36.000 orang di Gaza, menurut otoritas kesehatan di sana, yang mengatakan ribuan mayat terkubur di bawah reruntuhan.
(Susi Susanti)