JAKARTA - Kerajaan Mataram kuno konon memindahkan pusat pemerintahannya dari Pulau Jawa bagian tengah ke timur. Peristiwa meletusnya Gunung Merapi konon membuat pusat pemerintahan berpindah semasa Mpu Sindok bertahta.
Tapi konon ada perjalanan yang telah disiapkan Mpu Sindok sebelum pemindahan ibu kota kerajaan tersebut. Mpu Sindok mendukung pemberontakan yang dilakukan oleh Rakai Sumba Dyah Wawa, semasa pemerintahan Rakai Layang Dyah Tuludong di Medang.
Keberhasilan menggulingkan pemerintahan Dyah Tuludong membuat akhirnya Dyah Wawa naik tahta. Mpu Sindok pun naik tahta menjadi Rakryan Mahapatih Hino, hingga akhirnya dinikahkan dengan putri Dyah Wawa bernama Sri Wardhani Mpu Kebi.
Semasa pemerintahan Dyah Wawa itulah dikutip dari "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" lletusan dahsyat menghancurkan Kerajaan Mataram. Alhasil nyaris seluruh bangunan istana rusak, termasuk Dyah Wawa yang hilang konon ditelan material Gunung Merapi.
Mpu Sindok pun dinobatkan sebagai raja pengganti Dyah Wawa, yang saat itu pusat pemerintahannya juga sudah berpindah ke Tamlang, sebagaimana tertulis di Prasasti Turyan. Satu tahun kemudian Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya dari Tamlang ke Watugaluh, sesuai Prasasti Paradah dan Prasasti Anjukladang.
Mpu Sindok memutuskan memindahkan kerajaan karena keadaan alam Bhumi Mataram tertutup secara alamiah dari dunia luar, pasca erupsi Gunung Merapi. Hal itu menyulitkan untuk wilayah Mataram berkembang sesuai pemikiran Mpu Sindok.