ISRAEL - Benny Gantz, yang keluar dari kabinet perang Israel pada Minggu (9/6/2024), adalah seorang politisi berhaluan tengah yang mempunyai mimpi untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Mantan panglima militer dan menteri pertahanan ini hanya memiliki sedikit pengalaman politik ketika ia meluncurkan Partai Persatuan Nasional yang berhaluan kanan-tengah pada tahun 2019 dengan tujuan eksplisit untuk menggulingkan Netanyahu dari kekuasaan.
Lima tahun kemudian, Gantz yang berambut perak ingin mengatasi gelombang kemarahan publik yang meningkat atas kegagalan Netanyahu mengembalikan sandera yang ditahan di Jalur Gaza lebih dari delapan bulan setelah pecahnya perang dengan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.194 orang,
Beberapa hari kemudian, Gantz, yang berusia 65 tahun pada Minggu (9/6/2024), bergabung dengan kabinet perang yang dipimpin oleh Netanyahu dan menjadi menteri tanpa portofolio dalam pemerintahan saingannya, yang diberi label “Pemerintahan Persatuan”.
“Israel di atas segalanya,” ujar Gantz, salah satu pemimpin oposisi utama saat itu, di media sosial.
Gantz sempat memicu kemarahan partai sayap kanan Likud Netanyahu pada bulan Maret ketika ia melakukan kunjungan resmi ke Washington.
Dia melanjutkan manuver politiknya pada minggu-minggu berikutnya, menyerukan pemilihan legislatif lebih awal dan mengeluarkan ultimatum kepada Netanyahu: menyetujui rencana untuk Gaza pascaperang pada tanggal 8 Juni, atau Gantz akan mundur dari pemerintahan.
Bulan lalu, partainya mengatakan telah mengajukan rancangan undang-undang untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilu dini, yang mana partai tersebut mempunyai peluang kecil untuk berhasil melawan koalisi Netanyahu.