Dia menyerukan kendali militer Israel atas sebagian besar Tepi Barat, yang telah diduduki oleh tentara Israel sejak tahun 1967, serta aneksasi Lembah Yordan.
Ia bergabung dengan tentara pada usia 18 tahun, naik pangkat menjadi jenderal pada tahun 2001 dan menjadi panglima militer pada tahun 2011, ketika ia memimpin dua perang melawan Hamas.
“Dia tidak meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada tentara namun tetap mempertahankan citra stabilitas dan kejujuran,” menurut Amos Harel, reporter pertahanan di harian Israel Haaretz.
Bahkan ketika ia berusaha untuk menyerang kelompok-kelompok Palestina yang bertanggung jawab atas serangan anti-Israel, ia secara bersamaan terlibat dalam diskusi untuk mengatasi masalah keamanan dan ekonomi dengan Otoritas Palestina, yang memiliki sebagian kewenangan administratif di Tepi Barat.
Pada Agustus 2022, sebagai menteri pertahanan, ia melancarkan operasi udara dan artileri selama tiga hari melawan militan Jihad Islam di Jalur Gaza. Totalnya, 49 warga Palestina tewas, termasuk para pejuang.
(Susi Susanti)