Gantz menyerukan Israel untuk mengadakan pemilu pada musim gugur, dan mendorong anggota ketiga Kabinet perang, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, untuk melakukan hal yang benar dan juga mengundurkan diri dari pemerintahan. Gallant sebelumnya mengatakan dia akan mengundurkan diri jika Israel memilih untuk menduduki kembali Gaza, dan mendorong pemerintah untuk membuat rencana pemerintahan Palestina.
Gideon Rahat, Ketua departemen ilmu politik di Universitas Ibrani Yerusalem sekaligus seorang analis mengatakan keputusan Gantz untuk keluar sebagian besar merupakan langkah simbolis karena rasa frustrasinya terhadap Netanyahu.
Dia mencatat bahwa hal ini dapat semakin meningkatkan ketergantungan Netanyahu pada ekstremis, anggota sayap kanan pemerintahannya, yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
“Saya pikir dunia luar, khususnya Amerika Serikat, tidak terlalu senang dengan hal ini, karena mereka melihat Gantz dan partainya sebagai orang yang lebih bertanggung jawab dalam pemerintahan ini,” kata Rahat.
(Susi Susanti)