SEMARANG – Setiap datangnya Hari Raya Idula Adha, warga Kampung Bustaman, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah sangat sibuk. Mereka banjir orderan untuk mengolah kepala hewan kurban baik sapi maupun kambing atau domba.
Mengolah kepala sapi dan kambing butuh kesabaran dan keahlian. Dan urusan ini, warga Bustamam ahlinya. Mereka selalu diorder untuk mengolahnya, mulai paska-kurban disembelih sampai siap saji tinggal santap. Sebab itulah, di sana akrab dengan sebutan “Bengkel Kepala”.
“Tidak semua orang mau olah kepala sapi atau kambing, tidak mau repot, karena bedah kepala ini kan butuh waktu dan tenaga lebih,” kata salah satu warga di sana, Ninik Astria, Selasa (18/6/2024).
BACA JUGA:
Sebab banyaknya orderan yang datang, Ninik bekerja bersama keluarganya di sana. Tak terkecuali juga para tetangga. Tak ayal, di lorong-lorong kampung dipenuhi warga yang “menjagal kepala”. Selain kepala, biasanya juga mendapatkan orderan mengolah kaki-kaki hewan kurban itu.
“Kalau Iduladaha gini sudah kayak lembur, karena terima (order) dari luar. Tahun ini nggak sebanyak tahun-tahun lalu, sapinya juga lebih sedikit, kebanyakan kambing,” sambungnya.
Mengolah kepala sapi atau kambing, alatnya di antaranya; kapak, pisau, hingga air panas ataupun bara api untuk mengolahnya. Kegiatan ini menjadi rezeki tersendiri, sebab untuk mengolahnya harganya variatif. Untuk satu kepala kambing ongkosnya mulai Rp75 ribu hingga Rp100 ribu, sementara kepala sapi Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per kepala.
BACA JUGA:
Warga lainnya, Fahrizal Efendi, menyebut kaum pria di sana lebih banyak mengolah kepala sapi.
“Karena berat kan, waktunya lebih lama dan banyak tenaga,” timpalnya.
Dia menyebut, jika orderan sudah lebih satu hari, misalnya disembelih kemarin baru hari ini dikirim untuk diolah, kulitnya jadi keras.
“Ada juga yang sudah dibakar dulu, tapi nggak diteruskan (orderan sudah dalam keadaan dibakar),” tandasnya.