2. Basuki Tjahaja Purnama
Basuki Tjahaja Purnama bukan nama baru di Pilgub Jakarta. Pria yang akrab disapa Ahok merupakan lawan Anies Baswedan pada Pilgub DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Ahok juga merupakan mantan Gubernur Jakarta menggantikan Jokowi yang saat Pilpres 2019 lalu terpilih menjabat RI1.
Dalam pernyataannya, Ahok mengaku jauh lebih siap apabila dirinya mendapatkan kesempatan untuk memimpin Kota Jakarta.
"Kalau saya dikasih kesempatan untuk jadi Gubernur Jakarta lagi, saya jauh lebih siap dan lebih baik daripada sebelumnya," kata Ahok dalam program Ask Ahok Anything (A3) yang digelar di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu 22 Juni 2024 lalu.
Politisi PDIP itu mengaku telah mendapatkan pelajaran banyak ketika dirinya menjalani hukuman atas kasus penistaan agama yang menyeretnya ke dalam kurungan penjara menjelang Pilgub 2017 lalu.
Kata dia, saat di balik jeruji besi, dirinya mendapatkan pembelajaran tentang arti kesabaran dan menghindari hal-hal yang benuansa kontroversi, serta fokus terhadap solusinya saja.
"Saya nggak mau sesuatu yang nggak guna gitu, saya juga nggak mau kritik orang, nyerang orang, saya mau kasih solusi saja, Iya kan? Ngapain? Nanti biar aja masyarakat yang menilai, ngapain saya susah payah. Jadi saya bilang, saya jauh lebih siap dengan pembelajaran seperti itu," ujarnya.
Meski demikian, Ahok menyadari jika dirinya tak bisa memaksakan diri. Ia melihat ada realitas politik di masyarakat yang tak menghendakinya menjadi pemimpin Jakarta.
"Yang paling orang tidak suka itu, tadi saya dianggap membawa ketidakharmonisan di politik itu sendiri. Kalau nggak ada Ahok kan nggak ada demo, kalau nggak ada Ahok kan nggak ada yang ribut kan? Semua akan adem, akan nyaman-nyaman. Ini gara-gara lu jadi ribut," tuturnya.
Selain itu, kata dia, PDIP juga tidak lagi menjadi parpol pemenang Pemilu di Jakarta. Sehingga sulit baginya untuk mengajukan diri ke PDIP.
"Karena partai pendukung saya itu kemungkinan bisa nggak dapet kerja sama untuk memajukan. PDI Perjuangan itu kurang 6 Kursi," tuturnya.
"Politik itu maraton panjang, tapi jabatan itu betul-betul amanah dari tuhan. Kita mau ngotot kayak apapun nggak ada guna. Tapi minimal kita menyiapkan ini loh kebijakannya, programnya, visinya, strateginya," kata dia melanjutkan.
3. Ridwan Kamil
Ridwan Kamil bisa menjadi kuda hitam di Pilgub Jakarta. Kang Emil -sapaan akrabnya- merupakan tokoh yang dikenal dengan sejumlah prestasinya saat menjabat Gubernur Jawa Barat.
Meski demikian, belum banyak pernyataan yang dilontarkan Kang Emil terkait Pilgub Jakarta ini. "Pilkada Jakarta 2024 ini bersejarah karena bersamaan dengan pembangunan IKN. Saya katakan, Jakarta tidak perlu takut pada IKN karena Jakarta akan tetap punya relevansinya sendiri sebagai kota yang sudah eksis ratusan tahun,” kata Ridwan Kamil dalam keterangannya.
Kang Emil juga menyoroti persoalan polusi udara Jakarta. Ia menilai, kota yang baik dan humanis adalah ketika orang lebih rindu nongkrong di luar ruangan daripada di dalam ruangan.
Kurator IKN itu menegaskan, bahwa hal tersebut hanya bisa terwujud ketika itu aman, nyaman, dan ramah, terutama terhadap anak-anak, perempuan dan kalangan lanjut usia (lansia).
“Apa yang terjadi di Jakarta tidak terlepas dari apa yang terjadi di tingkat global, seperti global warming dan disrupsi digital. Juga dari apa yang terjadi di wilayah sekitarnya. Memimpin Jakarta harus memahami wilayah-wilayah tetangganya, yakni Jawa Barat dan Banten. Jakarta harus menjadi ‘kakak yang baik’ bagi kota dan kabupaten di sekitarnya,” ujarnya.
Ridwan Kamil menuturkan, bahwa Jakarta adalah tempat untuk gagasan kelas dunia. Mengapa? Karena potensi pendukungnya ada, begitu juga infrastruktur dan anggarannya.
"Yang dibutuhkan adalah pemimpin yang punya imajinasi. Jakarta membutuhkan perubahan,” katanya.