Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kenya Rusuh! Polisi Tembaki Demonstran Kenaikan Pajak, 5 Orang Tewas dan Gedung Parlemen Terbakar

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 26 Juni 2024 |06:35 WIB
Kenya Rusuh! Polisi Tembaki Demonstran Kenaikan Pajak, 5 Orang Tewas dan Gedung Parlemen Terbakar
Polisi tembaki demonstran kenaikan pajak, 5 tewas dan gedung parlemen terbakar (Foto: Reuters)
A
A
A

NAIROBI - Polisi menembaki para pengunjuk rasa yang mencoba menyerbu gedung legislatif Kenya pada Selasa (25/6/2024), yang menyebabkan sedikitnya lima pengunjuk rasa tewas, puluhan lainnya terluka. Beberapa bagian gedung parlemen dibakar ketika anggota parlemen di dalamnya mengesahkan undang-undang untuk menaikkan pajak.

Dalam suasana kacau, pengunjuk rasa membuat kewalahan polisi dan mengusir mereka saat berusaha menyerbu kompleks parlemen. Api terlihat berasal dari dalam.

Polisi melepaskan tembakan setelah gas air mata dan meriam air gagal membubarkan massa.

Seorang jurnalis Reuters menghitung sedikitnya lima mayat pengunjuk rasa di luar parlemen. Seorang paramedis, Vivian Achista, mengatakan sedikitnya 10 orang telah ditembak mati.

Paramedis lainnya, Richard Ngumo, mengatakan lebih dari 50 orang terluka akibat tembakan. Dia mengangkat dua pengunjuk rasa yang terluka ke dalam ambulans di luar gedung parlemen.

“Kami ingin menutup parlemen dan setiap anggota parlemen harus mundur dan mengundurkan diri,” kata pengunjuk rasa Davis Tafari, yang mencoba memasuki parlemen, kepada Reuters.

“Kami akan memiliki pemerintahan baru,” lanjutnya.

Polisi akhirnya berhasil mengusir para pengunjuk rasa dari gedung di tengah kepulan gas air mata dan suara tembakan.

Media lokal melaporkan para anggota parlemen dievakuasi melalui terowongan bawah tanah.

Pemantau internet Netblocks mengatakan layanan internet di seluruh negeri juga mengalami gangguan parah selama tindakan keras polisi.

Protes dan bentrokan juga terjadi di beberapa kota besar dan kecil di seluruh negeri, dan banyak yang menyerukan agar Presiden William Ruto mundur dari jabatannya serta menyuarakan penolakan mereka terhadap kenaikan pajak.

Parlemen menyetujui rancangan undang-undang keuangan tersebut, dan meneruskannya ke pembahasan ketiga oleh anggota parlemen. Langkah selanjutnya adalah mengirimkan undang-undang tersebut ke presiden untuk ditandatangani. Dia dapat mengirimkannya kembali ke parlemen jika dia keberatan.

Ruto memenangkan pemilu hampir dua tahun yang lalu dengan platform memperjuangkan pekerja miskin di Kenya, namun ia terjebak di antara persaingan tuntutan pemberi pinjaman seperti Dana Moneter Internasional (IMF), yang mendesak pemerintah untuk memotong defisit untuk mendapatkan lebih banyak pendanaan, dan kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah.

Masyarakat Kenya sedang berjuang untuk mengatasi beberapa guncangan ekonomi yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, perang di Ukraina, kekeringan selama dua tahun berturut-turut, dan depresiasi mata uang.

RUU keuangan ini bertujuan untuk meningkatkan pajak tambahan sebesar USD2,7 miliar sebagai bagian dari upaya meringankan beban utang yang besar, dengan pembayaran bunga saja menghabiskan 37 persen pendapatan tahunan.

Pemimpin oposisi Raila Odinga menyerukan agar RUU Keuangan segera ditarik tanpa syarat untuk membuka jalan bagi dialog.

“Saya merasa terganggu dengan pembunuhan, penangkapan, penahanan dan pengawasan yang dilakukan oleh polisi terhadap anak laki-laki dan perempuan yang hanya ingin didengarkan mengenai kebijakan perpajakan yang mencuri masa kini dan masa depan mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah telah memberikan beberapa kelonggaran, berjanji untuk membatalkan usulan pajak baru atas roti, minyak goreng, kepemilikan mobil dan transaksi keuangan. Namun hal itu belum cukup memuaskan para pengunjuk rasa.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement