Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cegah Karhutla, BMKG Tabur 13 Ton NaCI di Langit Kalbar hingga 5 Juli

Binti Mufarida , Jurnalis-Minggu, 30 Juni 2024 |07:38 WIB
 Cegah Karhutla, BMKG Tabur 13 Ton NaCI di Langit Kalbar hingga 5 Juli
Operasi Modifikasi Cuaca (foto: dok BMKG)
A
A
A

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Operasi ini telah dilaksanakan sejak 25 Juni dan direncanakan akan berlangsung hingga 5 Juli 2024.

“Bulan Juli hingga September 2024, secara historis terjadi puncak Karhutla di Provinsi Kalbar dan umumnya di provinsi lain yang memiliki kerentanan terhadap Karhutla,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (30/6/2024).

Data Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) yang dipublikasikan oleh Badan Restorasi gambut dan Mangrove (BRGM) saat ini menunjukkan sebagian besar lahan gambut yang berada di Kalbar sudah mengering dan ketinggian air dalam tanah di bawah 40 cm. Ketinggian muka air tanah gambut ini sangat rendah dan menunjukkan status rawan.

Berdasarkan data tersebut, menurut Dwikorita, OMC yang saat ini dilakukan menjadi sangat penting sebagai upaya BMKG bersama stakeholder dalam mencegah Karhutla terjadi di Kalbar. Musababnya, jika Karhutla terjadi dan meluas maka dampak negatif yang dihasilkan akan sangat buruk bagi masyarakat luas.

“Berdasarkan data Sipongi KLHK, tahun 2023 terindikasi lahan terbakar di Kalbar mencapai 111.848 hektar. Tentunya ini sangat luas dan OMC akan berupaya untuk memitigasi agar tidak terulang kejadian serupa,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan saat ini telah disiapkan sebanyak 13 ton NaCI Powder yang akan disemai di langit Kalbar. Adapun target penyemaian diutamakan di daerah rawan Karhutla yakni lahan gambut di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sanggau.

“Strategi penting yaitu tim pelaksana OMC harus aktif memantau data Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) setiap harinya. Di daerah mana yang nilainya sudah kurang dari 40 cm sehingga rawan terbakar dan perlu dijadikan sebagai prioritas daerah target penyemaian awan,” ujar Seto.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement