GAZA - Hamas telah menerima usulan Amerika Serikat (AS) untuk memulai perundingan mengenai pembebasan sandera Israel, termasuk tentara dan pria, 16 hari setelah tahap pertama perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri perang Gaza.
Kelompok Hamas telah membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian, dan akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal tersebut selama enam minggu tahap pertama. Hal ini diungkapkan sumber senior Hamas kepada Reuters yang tidak ingin disebutkan namanya karena pembicaraan tersebut bersifat pribadi.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional mengatakan bahwa proposal tersebut dapat menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima oleh Israel dan akan mengakhiri perang sembilan bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.
Sebuah sumber di tim perundingan Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan sekarang ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan. Hal ini sangat kontras dengan kejadian di masa lalu dalam perang sembilan bulan di Gaza, ketika Israel mengatakan persyaratan yang diberikan oleh Hamas tidak dapat diterima.
Juru bicara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak segera menanggapi permintaan komentar pada Sabtu (6/7/2024), hari Sabat Yahudi. Pada Jumat (5/7/2024), kantornya mengatakan pembicaraan akan dilanjutkan minggu depan dan menekankan bahwa kesenjangan antara kedua belah pihak masih ada.
Konflik tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 38.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza, sejak Hamas menyerang kota-kota Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut angka resmi Israel.