“Keluarga korban merasa seolah-olah pejabat Saurya sengaja bersembunyi dari mereka,” kata Jageswar Giri, yang saudara iparnya, Uddhab Puri, meninggal dalam kecelakaan itu.
"Kami ingin tahu masalah teknis apa yang dihadapi pesawat itu, mengapa begitu banyak orang berada di dalamnya kemarin, dan mengapa diputuskan bahwa pekerjaan perawatan akan dilakukan di Pokhara, bukan di Kathmandu, tempat pesawat itu dilarang terbang," lanjutnya.
Pejabat dari Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN) mengatakan pesawat itu dikirim ke Pokhara karena bandara barunya dilengkapi dengan hanggar perawatan pesawat.
Menanggapi pertanyaan keluarga, regulator mengatakan bahwa merupakan tanggung jawab maskapai untuk berkoordinasi dengan mereka.
"Itu bukan penerbangan penumpang," kata juru bicara CAAN Gyanendra Bhul.
"Saurya Airlines secara resmi mengatakan semua orang di dalam pesawat itu adalah staf mereka, jadi mereka harus berkoordinasi dengan anggota keluarga,” lanjutnya.
Maskapai itu tidak menanggapi panggilan telepon dan pesan dari Reuters yang meminta komentar.
Sebuah tim pemerintah yang dibentuk pada Rabu (25/7/2024) untuk menyelidiki kecelakaan itu akan menyerahkan laporan dalam waktu 45 hari.
Seperti diketahui, kecelakaan terburuk di Nepal terjadi pada tahun 1992 yang menewaskan 167 orang. Januari lalu, 72 orang tewas ketika pesawat Yeti Airlines jatuh sesaat sebelum mendarat di Pokhara.
(Susi Susanti)