Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Misteri Serangan Kerajaan Keling Bikin Majapahit Runtuh 

Avirista Midaada , Jurnalis-Jum'at, 26 Juli 2024 |07:11 WIB
Misteri Serangan Kerajaan Keling Bikin Majapahit Runtuh 
Ilustrasi Kerajaan (foto; dok ist)
A
A
A

KERAJAAN KELING konon muncul usai Kerajaan Majapahit mulai berangsur-angsur mengalami kemunduran. Bahkan kerajaan ini di beberapa sumber referensi disebut pernah berperang dengan Majapahit, yang mulai meredup.

Prasasti Padukuhan Duku menguraikan bahwa Sang Munggwing Jinggan yang konon penguasa Keling berperang melawan Majapahit. Tapi siapa sosoknya hingga sekarang belum diketahui siapa sebenarnya yang dimaksud dengan Sang Munggwing Jinggan.

Prasasti itu juga menyebutkan, bahwa Sri Brahmaraja Genggadhara atas jasa-jasanya kepada Sang Munggwing Jinggan dalam perang melawan Majapahit menerima anugerah tanah di desa Petak. Prasasti Padukuhan Duku ditemukan di desa Kembang Sore di daerah Keling. Ternyata bahwa anugerah tanah itu perlu disahkan oleh Bhatara Keling atau penguasa Keling.

Dikutip dari "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", tulisan sejarawan Prof. Slamet Muljana, prasasti itu juga menyatakan bahwa penguasa yang pertama kali mengesahkan anugerah tanah di desa Petak kepada Sri Brahmaraja Ganggadhara ialah Bhatara Prabhu Sang Mokta ri Amreta wisesalaya. Demikianlah Bhatara Prabhu Sang Mokta Amretawisesalaya itu ialah raja yang menguasai Kerajaan Keling. 

 

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sang Munggwing Jinggan itu sama dengan Bhatara Prabhu Sang Mokta ri Amreta wisesalaya, yakni penguasa Kerajaan Keling sehabis perang melawan Majapahit.

Menurut Pararaton 30/16 Bhre Keling ialah putra bungsu Bhre Tumapel (Sri Kertawijaya) dalam perkawinannya dengan Bhre Daha Jayawardhani Dyah Jayeswari. Prasasti Waringin Pitu menyatakan bahwa Bhre Keling bernama Girindrawardhana Dyah Wijayakarana.

Jadi Girindrawardhana Dyah Wijayakarana, Bhatara di Keling adalah putra bungsu Sri Kertawijaya. Sebagai putra Sri Kertawijaya, meskipun si bungsu, Girindrawardhana Dyah Wijayakarana mempunyai hak atas tahta Kerajaan Majapahit. Ada kemungkinan bahwa antara tahun 1447 dan tahun 1478 Bhre Keling Girindrawardhana Dyah Wijayakarana telah meninggalkan Keling dan berpindah ke tempat lain. 

Kerajaan Keling diserahkan kepada putranya yang bergelar Bhre Keling Girindrawardhana Dyah Wijayakusuma seperti yang tercantum pada prasasti Trailokyapuri, bertarikh 1486. Bahwa Bhatara Keling Girindrawardhana Dyah Wijayakusuma benar adalah putra Bhre Keling Girindrawardhana Dyah Wijayakarana,

 

Perang antara Keling dan Majapahit yang berakhir dengan kemenangan Keling, pecah setelah tahun 1478, karena dari tahun 1473 sampai 1478 Majapahit masih berdiri, diperintah oleh Sang Prabhu Giripati Prasutabhupati Ketubhuta Dyah Suraprabhawa. Pada tahun 1478 Sang Prabhu mangkat di kedaton.

Keruntuhan Kerajaan Majapahit dihubungkan dengan kekalahan perang melawan Keling. Kemenangan Keling atas Majapahit ditandai dengan pengesahan anugerah desa Petak kepada Brahmaraja Ganggadhara oleh Bhatara Prabhu Sang Mokta ri Amretawisesalaya

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement