SEOUL - Informasi sensitif mengenai sejumlah agen intelijen Korea Selatan telah bocor, membayangi Komando Intelijen Pertahanan Korea (KDIC) dan operasinya. Insiden tersebut telah memicu penyelidikan menyeluruh oleh Komando Kontraintelijen Militer, yang bertujuan untuk mengungkap sepenuhnya pelanggaran dan implikasinya.
Menurut laporan pada Sabtu, (27/7/2024) kebocoran tersebut, yang ditemukan sekira sebulan lalu, melibatkan data rahasia seperti identitas dan informasi pribadi agen yang dikenal sebagai "agen putih," yang beroperasi di bawah perlindungan diplomatik, dan "agen hitam," yang menyembunyikan hubungan mereka dengan pemerintah Korea Selatan.
Agen-agen ini memainkan peran penting dalam operasi intelijen, khususnya yang terkait dengan Korea Utara. Pihak berwenang telah mendeteksi indikasi bahwa beberapa informasi yang bocor telah sampai ke Korea Utara, sehingga meningkatkan keseriusan situasi.
Fokus penyelidikan adalah seseorang yang diidentifikasi sebagai mantan tentara yang bekerja sebagai pegawai sipil di KDIC. Bukti menunjukkan bahwa materi rahasia dipindahkan dari komputer KDIC yang aman, yang dilindungi dari ancaman peretasan eksternal, ke laptop pribadi mantan tentara tersebut. Hal ini menimbulkan kecurigaan, karena dianggap sangat tidak mungkin pemindahan tersebut dapat terjadi tanpa sepengetahuanny, demikian dilaporkan The Korea Times.
Data bocor yang ditemukan di laptopnya kemudian dikonfirmasi telah disebarkan ke pihak luar, menjadikan laptopnya sebagai saluran untuk pelanggaran keamanan tersebut. Ia mengatakan bahwa laptopnya telah diretas. Namun, keberadaan informasi rahasia di perangkat pribadi, yang melanggar protokol, menimbulkan pertanyaan serius.
Otoritas militer sedang memeriksa semua kemungkinan skenario, termasuk dugaan bahwa data tersebut mungkin sengaja ditempatkan di laptop untuk memudahkan peretasan.
Mantan tentara tersebut dilaporkan telah menjadi bagian dari departemen operasi luar negeri KDIC, yang menimbulkan spekulasi bahwa ia mungkin memerlukan informasi di laptop pribadinya untuk misi penyamaran, karena laptop yang dikeluarkan militer biasanya tidak digunakan dalam operasi semacam itu.