Lebih lanjut, dia mengatakan, bahwa adanya buku sejarah NU yang menyimpang berasal dari laporan masyarakat. Dimana buku tersebut seharusnya bercerita mengenai pendirian NU melalui proses dialog panjang antara KH Hasyim As'ari dengan KH Cholil Bangkalan, dan sejumlah Kiai yang sudah diketahui secara pasti, dengan catatan-catatan yang jelas.
"Tapi tiba-tiba ada narasi baru dengan memasukkan cerita baru, bahwa ini ada proses yang berbeda dari yang itu, kemudian memasukkan juga tokoh-tokoh baru," katanya.
Sehingga buku tersebut, lanjutnya harus dikoreksi dengan menariknya dari peredaran di lembaga pendidikan NU. Menurutnya, penarikan buku dari peredaran merupakan kewajiban dari PBNU untuk meluruskan kembali sejarah yang ada.
"Ini yang kita angap menyimpang, ini harus dikoreksi, dan saya kira menjadi kewajiban dari PBNU untuk meluruskan ini, dan apabila memang ditemukan bahwa materi-materi ini kemudian dibawa masuk ke lembaga-lembaga pendidikan NU, maka harus dicabut, ditarik," pungkasnya.
(Awaludin)