Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, kerja sama Pemerintah RI dan Tiongkok selama ini sudah berjalan cukup baik. Tercatat, data total perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok pada 2023 berada di angka 127.819 miliar dolar AS.
Dari jumlah itu, total ekspor Indonesia ke Tiongkok sekitar 64.938 miliar dolar AS, sedangkan impor tercatat sebanyak 62.880 miliar dolar AS. Artinya, ada surplus perdagangan untuk Indonesia sebesar 2.057 miliar dolar AS.
Padahal, data sebelumnya menunjukkan empat tahun terakhir (2019-2022) neraca perdagangan Indonesia selalu defisit dalam perdagangan antara RI dan Tiongkok. Selain perdagangan, investasi Tiongkok di Indonesia tercatat sebesar 7.438.379,1 miliar dolar AS.
Data mencatat, lima sektor investasi Tiongkok di Indonesia yakni, industri pengolahan logam senilai 12,8 miliar dolar AS (41 persen), sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi senilai 7,9 miliar dolar AS (26 persen); listrik, gas, dan air senilai 2,5 miliar dolar AS (8 persen).
Tiongkok juga berinvestasi di Indonesia di sektor industri kimia dan farmasi senilai 2,4 miliar dolar AS (8 persen), dan sektor kawasan industri, perumahan, dan perkantoran sebesar 2 miliar dolar AS (7 persen). Di sisi lain, Airlangga mengungkap, investasi Indonesia di peternakan sapi dan produksi susu telah berkembang pesat menjadi industri berkapasitas besar melalui Japfa Indonesia.
(Angkasa Yudhistira)