GAZA - Mohamed Moawad, redaktur pelaksana Al Jazeera berbahasa Arab, mengungkapkan kesedihannya atas terbunuhnya dua rekan jurnalis saat meliput kondisi Gaza, Palestina. Keduanya adalah Ismail al-Ghoul dan juru kameranya Rami al-Refee. Mereka tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Moawad mengatakan jurnalis jaringan yang berbasis di Qatar itu dibunuh pada hari Rabu ketika mereka “dengan berani meliput peristiwa di Gaza utara”.
Ismail terkenal karena profesionalisme dan dedikasinya, sehingga menarik perhatian dunia terhadap penderitaan dan kekejaman yang terjadi di Gaza, terutama di Rumah Sakit al-Shifa dan lingkungan utara wilayah kantong yang terkepung.
“Tanpa Ismail, dunia tidak akan melihat gambaran mengerikan dari pembantaian ini,” tulis Moawad di X, menambahkan bahwa al-Ghoul “tanpa henti meliput peristiwa tersebut dan menyampaikan realitas Gaza kepada dunia melalui Al Jazeera”.
“Suaranya kini telah dibungkam, dan tidak ada lagi kebutuhan untuk menyerukan kepada dunia bahwa Ismail telah memenuhi misinya kepada rakyatnya dan tanah airnya,” kata Moawad. “Aib bagi mereka yang telah mengecewakan warga sipil, jurnalis, dan kemanusiaan.”
Dua Jurnalis Al Jazeera Arab itu diserang saat berada di di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza untuk melaporkan dari dekat rumah Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas yang dibunuh pada Rabu dini hari di ibu kota Iran, Teheran, dalam serangan yang kelompok tersebut salahkan pada Israel.
Kedua wartawan tewas terkena serangan udara pada hari Rabu, menurut informasi awal dikutip dari Aljazeera, Rabu (31/7/2024).
Anas al-Sharif dari Al Jazeera, melaporkan bahwa dirinya berada di rumah sakit tempat jenazah kedua rekannya dibawa.