Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Komandan Hamas Mohammed Deif Tewas, Kisah Perjalanan “Kucing 9 Nyawa” Paling Diburu Israel Harus Berakhir

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 01 Agustus 2024 |17:16 WIB
Komandan Hamas Mohammed Deif Tewas, Kisah Perjalanan “Kucing 9 Nyawa” Paling Diburu Israel Harus Berakhir
Komandan Hamas Mohammed Deif terbunuh dalam serangan Israel. (Foto: timesofisrael)
A
A
A

PERNYATAAN militer Israel yang telah membunuh petinggi Hamas Mohmamed Deif mengkhiri perjalanan salah satu tokoh penting dalam perjuangan Palestina. Deif, merupakan pemimpin sayap militer Hamas kreator “Operasi Badai Al-Aqsa” yang menggetarkan Israel. 

Serangan  “Operasi Badai Al-Aqsa” yang dilakukan pejuang Hamas ke Israel pada Sabtu, (7/10/2023) memicu eskalasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kedua belah pihak. Serangan itu menelan ribuan korban jiwa dan ribuan lainnya luka-luka. 

Sejak serangan itu, Israel langsung menyerang Palestina. Mereka memburu tokoh tokoh yang dianggap sebagai otak dari serangan tersebut. Sampai sekarang, agresi Israel terus dilakukan bahkan meluas ke Lebanon. 

Salah satu yang diburu adalah Deif. Sebelum akhirnya resmi dimumumkan telah terbunuh pada 13 Juli di Gaza Selatan. Deif menjadi petinggi militer Hamas berpangkat tertinggi yang dibunuh  Israel selama perang di Gaza. “Kami sekarang dapat mengonfirmasi: Mohammed Deif telah dieliminasi,” tulis Pasukan Pertahanan Israel di X

Siapa Muhammad Deif?

Dilansir dari Financial Times, Deif dilahirkan di kamp pengungsi Khan Younis, Gaza pada 1960-an dengan nama Mohammed Diab Ibrahim al-Masri. Dia memegang posisi kepala sayap militer Hamas sejak 2002. 

Pada saat itu, Gaza berada di bawah kendali Mesir sebelum kemudian dikuasai Israel antara 1967 hingga 2005. Wilayah itu berada di bawah kendali Otoritas Palestina hingga 2007 saat Hamas mengambil alih kekuasaan di Gaza. 

Hamas didirikan pada akhir 1980-an, sesaat setelah dimulainya Intifada Palestina pertama melawan Israel di Tepi Barat dan Gaza. Saat Intifada pertama itu, Deif baru berusia 20-an tahun dan telah ikut dalam upaya perlawanan Palestina. 

Deif sempat dipenjarakan oleh Israel, yang menganggapnya bertanggung jawab atas kematian puluhan orang dalam serangan bom bunuh diri, termasuk gelombang pada 1996 yang menewaskan lebih dari 50 warga sipil.

 

Pengeboman ini merupakan respons terhadap Perjanjian Damai Oslo yang ditandatangani pada awal tahun 1990-an antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), badan yang mewakili sebagian besar warga Palestina. Perjanjian tersebut bertujuan untuk mewujudkan penentuan nasib sendiri bagi Palestina, dalam bentuk negara Palestina berdampingan dengan Israel. 

Hamas menentangnya dengan alasan bahwa dalam perang Arab-Israel tahun 1948, Israel menguasai wilayah Palestina. Perjanjian tersebut, menurut mereka, secara efektif berarti hilangnya wilayah bagi Palestina.

Deif adalah seorang ahli bom yang pernah belajar di bawah bimbingan Yahya Ayyash, seorang pembuat bom Hamas yang berjuluk “Insinyur”. Ayyash tewas dibunuh Israel pada 1996 dengan ledakan bom yang tersimpang dalam ponsel. 

Komandan Brigade Qassam

Deif selanjutnya terlibat dalam Brigade Qassam, sayap militer Hamas. Sebelum menjabat sebagai komandan Berigade Qassam pada 2002, nama Deif telah masuk dalam daftar buronan “paling dicari” Israel selama bertahun-tahun. Dia juga beberapa kali lolos dari upaya pembunuhan oleh tentara Zionis. 

Pada 2002, saat dia mengambil alih komando Brigade Qassam, sebuah helikopter Israel menembakkan rudal ke sebuah mobil dekat Kota Gaza untuk mengincar nyawanya. Serangan tersebut menewaskan dua anggota Hamas dan melukai setidaknya 40 orang lainnya, termasuk 15 anak-anak.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menetapkan Deif sebagai teroris, menyebutnya sebagai tokoh yang bertanggung jawab atas setragedi ofensif Hamas. 

Pada 2014, kembali melancarkan upaya pembunuhan Deif dengan serangan yang ditargetkan ke sebuah rumah. Serangan itu diyakini telah membunuh istri dan putra Deif yang berusia tujuh bulan.

Sejumlah upaya pembunuhan yang gagal itu membangun reputasi Deif sebagai seorang legenda “yang tak bisa dibunuh”. Bahkan dia mendapat julukan “Kucing 9 Nyawa” karena selalu lolos dari upaya untuk nyawanya.  
 

(Maruf El Rumi)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement