ADA hubungan erat antara Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Hubungan itu bahkan sempat terlihat dari Raden Wijaya yang masih keturunan Raja Singasari Mahisa Cempaka, saat menikahi putri Kertanegara, Raja Singasari terakhir.
Saat pemerintahan Majapahit dibentuk oleh Raden Wijaya hingga Tribhuwana Tunggadewi, juga masih ada beberapa nama dari kabinet
peninggalan keturunan Singasari. Adityawarman, salah satu dari sekian menteri yang menjadi wreddha menteri di pemerintahan Tribhuwana
Tunggadewi.
Arca Manjustri menggambarkan dugaan sosok Adityawarman yang masih keluarga dari Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari,
sebagaimana dikutip dari buku "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" dari Prof. Slamet Muljana. Konon Arca Manjustri diletakkan di Candi
Jinalaya atau Candi Jago yang berada di Tumpang, Kabupaten Malang.
Arca ini konon dibuat dan ditempatkan di Candi Jago, yang dibangun di masa pemerintahan Raja Kertanegara, untuk menghormati Raja
Wisnuwardhana. Sosoknya merupakan keluarga besar dari Tribhuwana Tunggadewi, raja ketiga di Majapahit.
Konon sosok Adityawarman ini dijadikan arca dengan dinamakan Arca Manjustri, di sebuah Candi Jinalaya. Konon identifikasi Adityawarman
yang diarcakan terlihat pada piagam Sanskerta Pu Adityawarman, dengan tulisan "Sebuah Arca Manjustri ditempatkan di Candi Jinalaya oleh
Arya Wangsadiraja.
Arca Manjustri sendiri adalah Bodhisattwa, biasanya diwujudkan sebagai seorang pemuda, yang memegang pedang terhunus di tangannya
yang satu, dan sebuah buku di tangannya yang lain. Pedang itu dimaksudkan sebagai alat untuk memberantas penasaran dan kepalsuan,
sedangkan buku itu mengandung ajaran tentang sepuluh laku utama, cita-cita Bodhisatwa yang disebut paramita, yakni dana : derma, sila :
tatasila.
Kemudian ksanti : kesabaran, virya : keperwiraan, dyana : meditasi atau samadi, prajnya : kebijaksanaan, upaya - kausalya : sarana, usaha,
pranidhana : ketegasan, bala : kekuasaan, jinyana : pengetahuan.
Pada umumnya uraian di atas sesuai dengan wujud Arca Manjustri dari Singasari, tetapi ada juga sekedar perbedaannya. Arca Manjustri dari
Singasari berupa seorang bangsawan, bermahkota tinggi, duduk bersila, tangan kanannya memegang keris, tangan kirinya ditempelkan pada
dada, buku paramita terletak di pangkuan.