Kemudian, pada hari Kamis, 8 Agustus 2024 sekitar pukul 21.00 WIB kapal melakukan operasi kembali di sekitaran perairan Labuan dan melakukan peledakan sebanyak 1 kali dan 2 kali gagal meledak hanya mendapat 3 cekeng.
“Selanjutnya pada hari Jumat, kami melakukan patroli dan mendapati nelayan membawa bom ikan dan langsung kita amankan,” katanya.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya Atma disangkakan Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951. Sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat (1) dan (3) dengan ancaman hukuman 10 Tahun Penjara.
(Awaludin)