RAJA pertama Majapahit Raden Wijaya menikahi Gayatri usai mendirikan kerajaan Hindu-Buddha terbesar sekaligus terkuat di Nusantara. Usai pernikahan ada momen mesra antara sang raja dengan permaisuri baru itu yang bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-19 Gayatri. Wijaya turut mengungkap cinta lewat sajak karangan pujangga kesayangan Raja Airlangga, leluhurnya Gayatri.
Raden Wijaya menggunakan busana kebesarannya, berjalan dan berhenti tepat di hadapan Gayatri. Raden Wijaya membungkuk dengan hormat dan memberikan ucapan selamat dalam bahasa Jawa krama. Ini merupakan tradisi keraton yang berlaku di kalangan bangsawan sederajat.
Di balik kejayaan Majapahit dikisahkan bahwa Raden Wijaya lantas melakukannya sesuatu yang tak terduga dan menggetarkan hati. Dengan eloknya ia berada di samping Gayatri, memeluknya lembut, mengenduskan telinganya, dan membisikkan kata-kata mesra seraya mengajaknya berjalan bergandengan menyusuri tepian sungai, sebagaimana dikutip dari buku "Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaaan Majapahit" karya Earl Drake.
Gayatri yang tak percaya hatinya telah dihanyutkan sang raja sekaligus pahlawan negeri yang usianya 12 tahun lebih tua darinya. Setelah menjauh dari kerumunan, Raden Wijaya mengaku telah jatuh hati semenjak pertemuan-pertemuan rahasia mereka di Daha.
Namun di dalam benak Raden Wijaya, ia belum cukup dewasa untuk menikah hingga pada malam ketika ia menyaksikan Gayatri mengenakan jubah sang dewi cinta. Menyaksikan rakyatnya bersukacita dan saling bercengkrama tentang keluarga serta rencana-rencana mereka merajut masa depan yang bahagia membuat Raden Wijaya berefleksi tentang keadaan dirinya sendiri.
Ia pun menatap Gayatri dalam-dalam sambil bersuara serak lantaran perasaan yang dipendamnya ketika ia berkata "Malam ini adalah malam penuh wahyu dan ilham. Saat kusaksikan gemulai tubuhmu terbalut keindahan dan cita rasa keagungan, aku tahu engkau sudah ditakdirkan menjadi ratu jiwaku dan kerajaanku".
Raden Wijaya pun menyitir lirik-lirik sajak cinta tentang daya tarik bermacam-macam perempuan. Sajak bertuah Perkawinan Arjuna itu dikarang oleh pujangga istana kesayangan Raja Airlangga yang tak lain adalah leluhur Gayatri dan Raden Wijaya, 200 tahun silam sebelumnya.